Sunday 26 September 2010

Setiap Kemenangan Butuh Kesabaran

Di suatu sore, Seorang Anak datang kepada Ayahnya yang sedang membaca koran.

“Ayah, ayah” kata Sang Anak

“Ada apa?” tanya Sang Ayah

“Aku capek, sangat capek. Aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek, aku mau menyontek saja! aku capek, sangat capek.

Aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! Aku capek, sangat capek.

Aku capek karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung, aku ingin jajan terus!

Aku capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati.

Aku capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman-temanku, sedangkan teman-temanku seenaknya saja bersikap kepada ku.

Aku capek Ayah, aku capek menahan diri. Aku ingin seperti mereka. Mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis.

Kemudian sang Ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ”Anakku ayo ikut Ayah, Ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak. Kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang. Lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” sang ayah hanya diam.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu-kupu, bunga-bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang.

“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? Padahal tempat ini begitu indah…”

” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”

” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tahu ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”

” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya Yah? Alhamdulillah”

” Nah, akhirnya kau mengerti”

” Mengerti apa? aku tidak mengerti”

” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi.
Bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga, dan akhirnya semuanya terbayar kan? Ada telaga yang sangat indah. Seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? Kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”

” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”

” Ayah tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat. Begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu. Tapi, ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri. Maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri,, seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya. Maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang. Maka kau tau akhirnya kan?”

” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini. Sekarang aku mengerti. Terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”

Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

Tuesday 21 September 2010

motivasi diri

Dony dan Impiannya


Lorong panti. Senyap. Dinding putih dan bangku panjang. Sunyi. Begitulah saat saya pertama kali bertemu dengan Donny.


“Beli kartunya dong Kak,” pintanya saat itu. Donny, tampak menarik tangan saya dan memamerkan beberapa kartu ucapan di tangannya. Ada 5 buah, kartu-kartu mungil yang dibungkus plastik transparan. Ada sebuah kartu yang sederhana, dengan hanya satu gambar bunga di depannya. Telihat garis-garis sejajar, mungkin melambangkan tanah. Kelopak-kelopaknya tampak merekah, dengan tangkai yang sangat panjang. Dia bilang, kartu-kartu itu adalah buatannya sendiri. Saya ambil satu, dan dia pun tersenyum.


Donny, adalah sama dengan remaja lainnya. Dia suka mendengarkan musik, main basket, dan tentu saja, menyukai remaja lawan jenisnya. Namun, yang membedakannya mungkin hanya karena dia adalah penderita Down Syndrome, ditambah dengan gangguan Cerebral Palsy. Tangannya, sering bergerak tak menentu. Bicaranya tak jelas, disertai dengan lonjakan-lonjakan kepala yang intens.


Kartu mungil itulah yang menjadi awal kami berbicara. Saya mulai bertanya kabarnya, dan dia menjawab baik-baik saja. Tangannya mulai bergerak spastis. Kursi roda yang didudukinya bergeser. Tak lama kemudian, mulailah ia bercerita tentang apa yang dirasakannya. Ia ingin sekali punya seperangkat alat musik. Ia ingin punya gitar, dan piano agar dapat bernyanyi setiap hari.


Setiap minggu, dikunjunginya gereja di depan panti, dan ditawarkannya kartu buatannya itu kepada para jemaat. Sebagai seorang Nasrani, Donny juga kerap menyumbangkan suaranya disana. Dia lalu juga bercerita bahwa dia sudah mengumpulkan uang sebanyak 500 ribu, hasil dari kartu-kartu buatannya. Dengan uang itu, ia berniat untuk membeli piano. Ah, dia tampak bersemangat sekali.


Larik-larik cahaya sore yang menembus jendela yang terbuka setengah. Cahaya itu menimpa tubuhnya, dan ah, kini ia tampak bersinar. Tangannya kembali bergerak tak menentu, dan kepalanya masih melonjak-lonjak. Dia menjadi teman yang menyenangkan sore itu. Kami juga bercanda, dan saling bertepuk tangan. Kami membuat suara-suara aneh, hingga membuat kami sendiri tergelak tertawa. Padahal cuma ada kami berdua yang ada di koridor panjang itu.


Lorong panti. Senyap. Dinding putih dan bangku panjang. Sunyi. Begitu pula saat saya meninggalkan Donny bersama dengan beragam pemikiran (dan pelajaran tentang ketegaran yang diberikannya).


***

Saya kagum dengannya. Walaupun tak sempurna, tak kurang semangatnya untuk menjalani hidup. Kita mungkin paham, dengan uang 500 ribu, gitar dan piano macam apa yang akan didapatkannya. Mungkin tak satupun. Tapi itulah kita. Dan kita bukan Donny. Uang itu berarti segalanya buat dia.


Kita mungkin akan berkata kepadanya, “sudahlah Donny, kamu tak akan bisa menjadi pemusik dengan keadaan seperti ini” Kata-kata itu mungkin yang akan terlintas di benak kita. Tapi itulah kita. Dan kita bukan Donny. Kata-kata itu seringkali tak berarti baginya.


Teman, kita mungkin sering pesimis dalam hidup ini. Walaupun dengan keadaan yang sangat jauh berbeda dengan Donny, kita kerap tak bersemangat dalam hidup. Bisa jadi, tak ada bara-bara api semangat yang membakar dalam dada. Bisa jadi, tak ada derap-derap langkah yang menghentak menuju kemenangan.


Namun, maukah kita menjadi orang-orang yang pesimis? Maukah kita menjadi orang-orang yang menyerah, terkapar di tengah perjalanan hidup ini? Jangan. Jangan biarkan bara-bara itu redup dalam hatimu. Jangan biarkan derap-derap itu melunak dalam jiwamu. Sediakan selalu percik-percik api walau sedikit untuk menyalakan semangat itu. Sebab percik api, akan selalu menjadi benih bara api yang berkobar-kobar. Jejakkan kakimu kuat-kuat agar tak goyah jalanmu. Sebab, kaki yang menjejak dalam, akan membuat kita tegap dalam melangkah.


Tataplah kedepan. Pandanglah dengan sorot mata kemenangan. Dengarkan alunan gemuruh irama dalam jiwamu. Biarkan simfoni itu yang mengisi kalbumu. Semoga Allah selalu bersamamu.

Monday 13 September 2010

tips motivasi diri

TIPS MOTIVASI DIRI

Terkadang kita merasakan kejenuhan, tidak bersemangat dalam menjalani hidup. Anda merasa butuh adanya motivasi dari orang lain.
Mungkin cara ini bisa berhasil. Namun, untuk kemudian bisa berubah dan bersemangat, kuncinya ada pada diri Anda sendiri.
Tidak ada seorang pun yang bisa memberikan motivasi lebih baik, selain diri kita sendiri. Ada beberapa tips untuk memotivasi diri sendiri, yaitu :

1. Menuliskan tujuan pada selembar kertas.
Untuk bisa memotivasi diri, Anda harus memahami tujuan yang hendak Anda capai. Lakukan refleksi, apa yang sebenarnya Anda inginkan. Kemudian, Anda harus mengembangkan perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.

Pilihan yang Anda tentukan, haruslah realistis, sesuai logika. Anda tidak bisa memilih jalan yang Anda rasa tidak sanggup untuk menjalankannya. Akhirnya, Anda akan menemukan kegagalan dan keputusasaan, sebelum mencapai tujuan tersebut.

Tempelkan lembaran kertas yang berisi tujuan pada ruang yang sering Anda lihat. Anda bisa memilih di cermin kamar, lemari, dinding, atau tempat mana saja yang Anda sering melihat dan membacanya. Setiap hari, sekurangnya baca tulisan itu 5 kali, agar selalu teringat dengan tujuan yang ingin Anda capai dan memiliki motivasi diri untuk mencapainya.

Setiap hari pula, catatlah apa saja hal yang telah Anda lakukan untuk semakin mendekatkan Anda dengan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan cara ini, Anda akan menyadari apakah tujuan itu masih jauh, semakin dekat atau hampir tercapai.

2. Berhenti menunda
Menunda adalah kebiasaan yang bisa membunuh impian dan motivasi diri Anda. Tetapkan batas waktu untuk mencapai satu tujuan, dan berpeganglah dengan batas waktu yang Anda tentukan sendiri. Dengan memiliki perasaan dikejar batas waktu, Anda akan lebih fokus dan berusaha untuk memenuhi tujuan tersebut.

Namun berhati-hatilah, jangan sampai menentukan batas waktu yang membuat Anda stres dan frustasi, dan hanya akan merusak mental dan pikiran Anda. Pikirkanlah batas waktu yang tepat dan tetap membuat Anda nyaman dalam menjalaninya.


3. Reward untuk diri sendiri
Cobalah untuk memberikan hadiah atau menghargai diri Anda sendiri ketika berhasil menyelesaikan satu bagian dalam perencanaan untuk mencapai tujuan Anda. Ini akan menjadikan Anda memiliki harapan, menyuntikkan motivasi diri Anda, agar bisa menyelesaikan bagian-bagian berikutnya untuk memperoleh hadiah yang lebih baik.

Ingat, jika Anda telah menyelesaikan satu rencana, segeralah membuat rencana baru dan pastikan batas waktunya. Orang yang sukses akan selalu mencari cara untuk mengembangkan diri mereka dan kehidupan mereka.

4. Bersenang-senanglah
Dalam melakukan pekerjaan, Anda sering dihadapkan dengan masalah ataupun beban pikiran yang berat. Rasa humor yang cukup, bisa menjadi salah satu kunci untuk sukses. Cobalah untuk tidak terlalu berat memikirkan masalah dan pekerjaan.

Belajarlah untuk menikmati apa yang Anda lakukan setiap hari, sehingga bisa tetap memiliki motivasi diri dan merasa antusias. Dengan tetap memiliki perasaan tersebut, Anda bisa membantu diri sendiri mengontrol tingkat stres yang Anda miliki.

Motivasi diri sendiri memiliki keuntungan tersendiri dan juga memacu diri untuk bisa lebih berkembang, lebih baik, dan mengarah pada kesuksesan.
Dengan memotivasi diri sendiri, berarti Anda juga bisa menciptakan jalan-jalan baru untuk melangkah mencapai tujuan Anda.

intermezo