Tuesday 21 September 2010

motivasi diri

Dony dan Impiannya


Lorong panti. Senyap. Dinding putih dan bangku panjang. Sunyi. Begitulah saat saya pertama kali bertemu dengan Donny.


“Beli kartunya dong Kak,” pintanya saat itu. Donny, tampak menarik tangan saya dan memamerkan beberapa kartu ucapan di tangannya. Ada 5 buah, kartu-kartu mungil yang dibungkus plastik transparan. Ada sebuah kartu yang sederhana, dengan hanya satu gambar bunga di depannya. Telihat garis-garis sejajar, mungkin melambangkan tanah. Kelopak-kelopaknya tampak merekah, dengan tangkai yang sangat panjang. Dia bilang, kartu-kartu itu adalah buatannya sendiri. Saya ambil satu, dan dia pun tersenyum.


Donny, adalah sama dengan remaja lainnya. Dia suka mendengarkan musik, main basket, dan tentu saja, menyukai remaja lawan jenisnya. Namun, yang membedakannya mungkin hanya karena dia adalah penderita Down Syndrome, ditambah dengan gangguan Cerebral Palsy. Tangannya, sering bergerak tak menentu. Bicaranya tak jelas, disertai dengan lonjakan-lonjakan kepala yang intens.


Kartu mungil itulah yang menjadi awal kami berbicara. Saya mulai bertanya kabarnya, dan dia menjawab baik-baik saja. Tangannya mulai bergerak spastis. Kursi roda yang didudukinya bergeser. Tak lama kemudian, mulailah ia bercerita tentang apa yang dirasakannya. Ia ingin sekali punya seperangkat alat musik. Ia ingin punya gitar, dan piano agar dapat bernyanyi setiap hari.


Setiap minggu, dikunjunginya gereja di depan panti, dan ditawarkannya kartu buatannya itu kepada para jemaat. Sebagai seorang Nasrani, Donny juga kerap menyumbangkan suaranya disana. Dia lalu juga bercerita bahwa dia sudah mengumpulkan uang sebanyak 500 ribu, hasil dari kartu-kartu buatannya. Dengan uang itu, ia berniat untuk membeli piano. Ah, dia tampak bersemangat sekali.


Larik-larik cahaya sore yang menembus jendela yang terbuka setengah. Cahaya itu menimpa tubuhnya, dan ah, kini ia tampak bersinar. Tangannya kembali bergerak tak menentu, dan kepalanya masih melonjak-lonjak. Dia menjadi teman yang menyenangkan sore itu. Kami juga bercanda, dan saling bertepuk tangan. Kami membuat suara-suara aneh, hingga membuat kami sendiri tergelak tertawa. Padahal cuma ada kami berdua yang ada di koridor panjang itu.


Lorong panti. Senyap. Dinding putih dan bangku panjang. Sunyi. Begitu pula saat saya meninggalkan Donny bersama dengan beragam pemikiran (dan pelajaran tentang ketegaran yang diberikannya).


***

Saya kagum dengannya. Walaupun tak sempurna, tak kurang semangatnya untuk menjalani hidup. Kita mungkin paham, dengan uang 500 ribu, gitar dan piano macam apa yang akan didapatkannya. Mungkin tak satupun. Tapi itulah kita. Dan kita bukan Donny. Uang itu berarti segalanya buat dia.


Kita mungkin akan berkata kepadanya, “sudahlah Donny, kamu tak akan bisa menjadi pemusik dengan keadaan seperti ini” Kata-kata itu mungkin yang akan terlintas di benak kita. Tapi itulah kita. Dan kita bukan Donny. Kata-kata itu seringkali tak berarti baginya.


Teman, kita mungkin sering pesimis dalam hidup ini. Walaupun dengan keadaan yang sangat jauh berbeda dengan Donny, kita kerap tak bersemangat dalam hidup. Bisa jadi, tak ada bara-bara api semangat yang membakar dalam dada. Bisa jadi, tak ada derap-derap langkah yang menghentak menuju kemenangan.


Namun, maukah kita menjadi orang-orang yang pesimis? Maukah kita menjadi orang-orang yang menyerah, terkapar di tengah perjalanan hidup ini? Jangan. Jangan biarkan bara-bara itu redup dalam hatimu. Jangan biarkan derap-derap itu melunak dalam jiwamu. Sediakan selalu percik-percik api walau sedikit untuk menyalakan semangat itu. Sebab percik api, akan selalu menjadi benih bara api yang berkobar-kobar. Jejakkan kakimu kuat-kuat agar tak goyah jalanmu. Sebab, kaki yang menjejak dalam, akan membuat kita tegap dalam melangkah.


Tataplah kedepan. Pandanglah dengan sorot mata kemenangan. Dengarkan alunan gemuruh irama dalam jiwamu. Biarkan simfoni itu yang mengisi kalbumu. Semoga Allah selalu bersamamu.

No comments :

Post a Comment

DAFTAR SEGERA,gratis!job online.3-10 jt/bln,kantor&lab lngkap.Hub.call center.http://alturl.com/rp4k