MENGHASILKAN UANG
Bagaimana cara menghasilkan uang yang banyak dan kontinyu?
Pertanyaan diatas merupakan dambaan setiap orang,menghasilkan uang yang banyak dan kontinyu membuat kita merasa aman dan nyaman dalam menjalani hidup. Tapi semua itu tidak bisa diperoleh dengan cara yang instan seperti sulapan,semua memerlukan proses dari A ke Z. Kita sering mempraktekkan “try and error” yaitu mencoba melakukan sesuatu bila salah atau gagal ,kita coba lagi sampai kita berhasil,dan ini merupakan tindakan yang bagus karena didasari usaha untuk mewujudkan sesuatu. Dari banyak”error” atau kesalahan kita belajar untuk berhasil dengan mengetahui dan merasakan jalan yang kita tempuh untuk menghasilkan uang.
Dan ini harus “keep in mind”ingat,tanamkan dalam jiwa agar kita tidak jatuh pada lubang yang sama.
Mulailah dari yang kecil dalam masa belajar “try and error”, misalkan jualan dengan resiko kerugian yang minim. Jadi kita tidak terlalu terkejut “shock” bila mengalami kegagalan-kegagalan kecil. Dalam perkembangannya,memang memerlukan suatu langkah-langkah yang sistematis agar mampu mengembangkan usaha kita menghasilkan uang yang banyak dan kontinyu.
Dewasa ini ada beberapa opsi usaha menghasilkan uang yaitu:
1. Usaha online
Usaha menghasilkan uang dengan memakai koneksi internet ,menghubungkan setiap orang lewat komputer atau laptop mereka. Bahasa kasarnya ,kita bertransaksi di depan komputer atau laptop yang terhubung dengan internet di tempat masing-masing. Semisalnya kita bertransaksi lewat situs dapat uang
2. Usaha konvensional
Usaha yang sudah umum dilakukan ,bertransaksi “face to face” secara langsung ,tawar menawarkan terjadi di tempat bertemu.
Kita bisa menggunakan jenis usaha tersebut secara terpisah atau dilakukan secara bersamaan agar menghasilkan hasil yang lebih memuaskan.
Mulailah dari sekarang “do it now”
bisnis,bisnis online,peluang bisnis,bisnis internet,peluang usaha,bisnis pulsa,indonesia bisnis,usaha,wirausaha,investasi,lowongan kerja,lowongan kerja pt,lowongan kerja cpns,lowongan kerja bulan,lowongan kerja bumn,kerja,kerja terbaru,peluang,cari kerja,gratis,gratis internet,online gratis,games online,free online,work online,online game,free gratis,making money online,kerja part time bisnis baru kiat bisnis artikel bisnis lowongan pekerjaan lowongan iklan kerja kerja indonesia internet my
Thursday, 19 December 2013
Sunday, 6 October 2013
meditasi bhavana
Para pencari kebajikan yang berkumpul bersama un- tuk mendengarkan Dhamma, dengarkanlah dengan damai. Mendengarkan Dhamma dengan damai maksudnya berusa- ha mengarahkan pikiran Anda hingga satu titik, kemanung- galan pikiran. Berikan perhatian pada apa yang Anda dengar, kemudian biarkan itu berlalu. Inilah yang dinamakan mem- buat pikiran tinggal dalam kedamaian.
Dapat mendengarkan Dhamma merupakan berkah utama dan salah satu aspek dalam mempraktekkan Dham- ma. Ketika mendengarkan Dhamma, doronglah diri anda, arahkan batin-tubuh ini pada kekhusukan meditatif, Sama- dhi. Di jaman Sang Buddha, murid-murid Nya mendengar- kan Dhamma dalam keadaan samadhi guna memahami apa yang disampaikan Sang Buddha, tidak sedikit dari mereka yang akhirnya benar-benar dapat merealisasikan1 Dhamma selagi mereka duduk, mendengarkan.
1 Merealisasikan Dhamma, maksudnya: mencapai pencerahan – ed.
Meditation
Tempat ini sudah baik dan cocok untuk berlatih meditasi. Saya telah menginap disini beberapa malam dan saya merasa bahwa ini adalah tempat yang penting. Pada level eksternal, di sini sudahlah tenang dan damai; sisanya tinggal urusan in- ternal, yakni: apa yang ada di dalam batin dan pikiran anda. Untuk itu, saya minta Anda semua mengerahkan usaha un- tuk berkonsentrasi, namun janganlah jengkel apabila pikiran ini hanya bisa damai untuk beberapa saat saja.
Mengapa Anda datang kemari untuk berlatih medita- si? Sebabnya karena pikiran dan batin Anda belumlah bisa mengerti hal-hal yang seharusnya dipahami. Dengan kata lain, Anda belum memahaminya sesuai dengan kebenaran, sebagaimana adanya sesuatu atau apa itu sesungguhnya. Mana yang benar dan mana yang salah? Apa itu yang mem- bawa penderitaan bagi Anda dan apa yang menyebabkan kebimbangan Anda? Jadi pertama-tama Anda kemari un- tuk membuat diri Anda tenang. Alasan Anda datang kemari guna mengembangkan ketenangan dan pengendalian diri adalah karena batin dan pikiran Anda belumlah tenteram. Batin Anda tidak tenang, kacau, tak terkendali; banyak ke- bimbangan dan kegelisahan. Itulah mengapa Anda berusaha ke sini hari ini, maka dari itu: Anda musti meneguhkan ba- tin buat mendengarkan Dhamma.
Saya minta Anda berkonsentrasi, dengarkan dengan pe- nuh perhatian apa yang akan saya sampaikan. Saya minta ijin berbicara agak lugas karena memang begitulah gaya karakter saya. Namun, kendatipun saya berbicara dengan tegas dan keras, sesungguhnya saya melakukan ini dengan penuh metta
Meditation
(cinta kasih), — terhadap Anda semua. Saya mohon maaf apabila apa yang saya sampaikan ada yang membuat Anda tak nyaman, ini hanya karena perbedaan budaya antara Thai- land dengan negeri Barat saja. Sebenarnya, berbicara sedikit galak itu barangkali justru akan bermanfaat: guna memicu orang-orang untuk tetap mendengarkan; karena kalau tidak, mungkin mereka jadi ngantuk atau acuh tak acuh, tanpa mengerti sesuatu pun; mereka cenderung sibuk dengan dir- inya sendiri dan bermalas-malasan.
Dalam praktek, meskipun kelihatannya terdapat banyak cara, sesungguhnya hanya ada satu. Seperti pohon buah, da- pat saja kita memperoleh buah dalam waktu yang singkat dengan mencangkok, tetapi pohonnya tidak akan bertahan lama, tak bisa awet. Cara lain adalah menanam bibitnya, menyuburkan dan merawatnya, dengan begitu pohon yang tumbuh akan benar-benar kuat dan awet sekali. Praktek ber- jalan persis dengan kebenaran ini.
Pada masa awal-awal praktek, saya pun punya masalah untuk memahami ini. Saat dimana saya tidak mengetahui apa itu sesuatu (sesungguhnya), sebagaimana adanya, saya dapati duduk bermeditasi sungguh merupakan penderitaan, pernah hingga meneteskan air mata dalam banyak kesempa- tan. Dalam beberapa segi, saya kadang mengarahkan terlalu keras, pada waktu lain kurang keras, tidak pernah menemu- kan level yang “pas”. Untuk berpraktek di jalan kedamaian ini, berarti bukanlah terlalu keras pun tidak terlalu kendur, pokoknya: yang pas (just right). Saya dapat melihat banyak dari Anda yang kemari sangat bingung akan hal ini. Ada
Meditation
beragam orang yang berpraktek dengan cara yang berbeda- beda pula, dan mereka telah belajar dari banyak guru. Dan ketika Anda datang kemari untuk berpraktek bersama, hal itu menimbulkan banyak kebimbangan. Guru yang ini ber- kata Anda harus berpraktek seperti ini, guru yang itu men- gajarkan harus begitu, guru lainnya mengatakan lain lagi dan seterusnya. Anda duduk disini dalam konflik-batin dan menjadi gelisah, tanpa mengetahui metode mana yang harus digunakan, tanpa mengerti substansi berpraktek yang ses- ungguhnya; hanya menghasilkan kebingungan. Ada banyak sekali guru-guru dan juga ajaran-ajaran, tidak ada yang tahu mana yang sebaiknya dipakai guna membawa keharmonisan dalam praktek bersama. Akibatnya hanyalah kebimbangan dan ketidakmenentuan di sepanjang waktu.
Jadi berusahalah untuk tidak berpikir terlalu banyak. Jika Anda berpikir, lakukanlah dengan kesadaran (awareness). Pertama Anda perlu membuat pikiran Anda tenang. Ketika “yang mengetahui” hadir di situ, tak perlu lagi berpikir2. Ke- awas-an akan muncul tepat di situ, dan ini bakal menjadi kebijaksanaan (panna). -- Bentuk-bentuk pemikiran biasa bukanlah panna, itu cuma pikiran mengembara tanpa tu- juan, akhirnya hanya menghasilkan kegelisahan.
2. Where there is knowing, there is no need to think: knowing atau sifat “mengetahui” maksudnya adalah kesadaran (awareness) kita. Istilah lain yang kadang juga digunakan adalah: keawasan, perhatian murni, sati, “Ia yang mengetahui”, mindfulness, dsb. – ed.
Meditation
Jadi pada tahap ini, cobalah untuk tidak berpikir. Di rumah, tidakkah Anda sudah berpikir banyak sekali? Itu hanya mengacaukan batin ini. Anda perlu mengembang- kan “yang mengetahui” (the knowing) disini. Pikiran yang obsesif bahkan bisa membuat Anda menangis. Cobalah!, larut tenggelam dalam rentetan pemikiran-pemikiran yang terdelusi. Ini bukanlah kebenaran (truth), bukan panna. Sang Buddha adalah orang yang sangat bijaksana: beliau belajar bagaimana cara menghentikan pemikiran (how to stop thinking). Dengan cara yang sama, kita semua prak- tek disini guna menghentikan pemikiran; maka duduklah dengan tenang. Awalnya haruslah tenang dulu, bila yang ada hanya pemikiran-pemikiran maka panna tidak akan muncul, -- tak ada Dhamma disitu. Segala yang timbul (pemikiran- pemikiran), akan segera berkembang biak terus-menerus. Jika pikiran sudah kalem, tiada perlu lagilah untuk berpikir; kebijaksanaan pun akan muncul dengan sendirinya di situ. Selama Anda masih berpikir, panna tidak akan muncul. Be- gitu pikiran kalem dan mengendap, ke-awas-an akan muncul dalam ketenangan tersebut. Ia akan berisi keduanya: pemikiran dan kebijaksanaan berpasangan3. Apabila pikiran tak bisa ka- lem, maka tiada panna di situ, hanya pemikiran-pemikiran belaka dan berakibat kegelisahan.
Dalam MEDITASI untuk menenangkan pikiran, jan- ganlah berpikir terlalu banyak. Pokoknya bertekad bahwa: sekarang lah saatnya melatih pikiran, tidak ada lainnya. Jan-
3. Once you are calm, awareness will arise from within tht calm, and it will contain both thinking and panna as a pair
Meditation
gan biarkan pikiran melenceng ke kiri atau kanan, ke depan atau belakang, tersandung ke atas atau terpeleset ke bawah.
Anda tidak mengerjakan hal lain kecuali mempraktekkan ana- panasati (perhatian penuh pada napas). -- Letakkan perhatian Anda pada atas kepala, lalu perlahan-lahan turun ke bawah, melalui badan hingga ke ujung kaki, dan kembali ke ubun- ubun kepala. Sapu-kan kesadaran turun melewati sekujur bagian tubuh, amati, gunakan panna. Beginilah caranya hingga Anda mendapatkan pemahaman awal akan sifat tu- buh ini...
Selanjutnya, mulailah bermeditasi. Pahami bahwa: tugas Anda saat ini semata-mata hanya mengamati: napas masuk, napas keluar. Jangan memaksa napas lebih panjang atau leb- ih pendek dari normalnya, cukup biarkan ia berjalan dengan nyaman. Jangan memberi tekanan apapun pada-nya, cukup biarkan napas mengalir seimbang, lepaskan segala sesuatunya sejalan dengan tiap napas-masuk dan napas-keluar...
Perlu dipahami bahwa Anda sedang: berpraktek sembari melepas – membiarkan segala sesuatunya berlalu (letting go); -- namun harus selalu ada ke-awas-an disitu. Anda harus tetap menjaga kesadaran (awareness) ini selagi Anda membi- arkan napas masuk dan keluar dengan senyaman mungkin. Tak perlu memaksa ataupun mengendalikannya, cukup biar- kan napas mengalir dengan enteng dan alamiah. Peliharalah pemikiran bahwa pada saat ini: tidak ada tugas atau urusan lain apapun yang perlu dikerjakan. -- Pemikiran-pemikiran seperti: apa yang akan terjadi, apa yang akan saya ketahui, apa yang akan saya jumpai, mungkin saja muncul selama duduk.
Meditation
Tapi begitu mereka muncul, sekedar biarkanlah buah-buah pikir tersebut berakhir dengan sendirinya. Tidak ada sesuatu pun yang perlu dikerjakan dengannya.
Selama duduk bermeditasi, tidak perlu memperhatikan sensasi-sensasi atau perasaan-perasaan yang muncul. Begitu pikiran ditimpa oleh rasa4 , begitu timbul perasaan atau sen- sasi di dalam pikiran, sekedar: lepaskanlah -- biarkan itu ber- lalu. Entah itu baik atau buruk tidaklah penting. Saat ini bukan urusan Anda untuk berbuat sesuatu terhadap hal-hal tersebut, biarkan itu semua berlalu dan kembalikan fokus perhatian pada napas. Tetap pelihara ke-awas-an pada na- pas, napas masuk dan napas keluar. Jangan menciptakan penderitaan dikarenakan napas sepertinya terlalu dangkal atau terlalu dalam. Hanya amati saja, tanpa mencoba untuk mengendalikan ataupun menahannya dengan cara apapun. Dengan kata lain, jangan melekat! Sekali Anda memahami ini, dan membiarkan napas berlangsung sebagaimana mesti- nya, secara alami maka pikiran pun akan mengendap tenang. Sembari Anda teruskan, berangsur-angsur pikiran akan merelakan lepas segala sesuatunya dan beristirahat. Napas pun kian halus dan semakin halus hingga akhirnya begitu lembut sehingga seolah-olah berhenti. Baik tubuh maupun
4. Rasa (sensation, Pali: vedana): istilah “rasa” atau “perasaan” ini maksud- nya BUKAN suasana hati [gembira, sedih, marah, iri, murung dlsb.] tapi adalah sekedar berupa: rasa menyenangkan, tidak menyenangkan, atau netral -- respon otomatis yang mengikuti kesan mental [sekejab timbul begitu pikiran kita kontak dengan obyek] – ed.
Meditation
pikiran terasa enteng, semua rasa capek hilang, yang tersisa hanyalah satu titik saja yaitu “mengetahui”. Pikiran telah mencapai keadaan-tenang (state of calm)...
Jikalau pikiran sangat gelisah, kembangkanlah sati (per- hatian-penuh). Tarik napas dalam-dalam hingga tiada ruang buat menampung udara lagi, lalu lepaskan hingga habis tak bersisa. Ulangi, tarik napas dalam-dalam hingga penuh, ke- mudian hembuskan habis. Lakukan ini tiga kali. Tegakkan konsentrasi dan pikiran pun akan jadi lebih kalem. -- Apabila ada lagi impresi perasaan yang timbul serta membuat pikiran gelisah, ulangilah proses diatas. Hal ini dapat dipakai baik ketika meditasi duduk maupun jalan. Bila sedang bermedi- tasi jalan dan pikiran Anda kacau, terganggu, berhentilah, bawa perhatian Anda hingga titik tenang dan kembalikan ke- sadaran mengetahui (sense of knowing) hingga pikiran fokus pada obyek meditasi, barulah kemudian lanjutkan berjalan. Tidak ada perbedaan antara meditasi duduk dan jalan, hanya istilah dan posturnya yang berbeda.
Kadang-kadang terjadi ketidakmenentuan, Anda bu- tuh sati di sini, jadilah “Ia yang Mengetahui” (the one who knows), terus ikuti dan periksa pikiran yang gelisah ini, apa- pun wujudnya... Inilah manfaat sati, menjaga dan melind- ungi pikiran, pikiran pun menjadi the one who knows. Dalam menjaga pikiran dengan keawasan -- apapun kondisi yang muncul didalamnya -- Anda harus pertahankan ‘kesadaran yang mengetahui’ ini dan jangan lalai atau lupa.
Itulah perihal sati, mengurus dan mengawasi pikiran.
Meditation
Sekali pikiran menyatu dengan sati, maka bakalan ada sejenis kesadaran tertentu yang selalu hadir. Begitu pikiran mampu mengembangkan ketenangan, ia bakal terus dibawah pen- gawasan ketenangan itu, seperti seekor ayam yang dikurung dalam kandang. Begitu masuk ke dalam kandang, ia tak dapat lagi keluyuran keluar, namun ia masih dapat jalan- jalan di dalam batas kandang. Jalan mondar-mandir tidak membawa kerugian yang besar karena ayamnya berjalan di dalam kandang. Ke-awas-an yang hadir saat pikiran tenang dan mempunyai sati, bukanlah sesuatu yang dapat membuat Anda gelisah. Berarti: kapan saja ada pemikiran (thinking) atau berbagai bentuk sensasi, musti berlangsung dalam keadaan- tenang ini, dengan demikian takkan mengakibatkan gangguan ataupun kekacauan.
Beberapa orang tidak ingin mengalami sensasi-sensasi atau buah-buah pikir sama sekali, tapi ini justru namanya berlebihan. Sensasi-sensasi dan perasaan tetap muncul di dalam keadaan-tenang. Pikiran mengalami perasaan-peras- aan dan ketenangan bersama-sama, tanpa terganggu. Ketika pikiran tenang seperti ini, kecil kemungkinan timbul kon- sekuensi yang berbahaya. Yang perlu diperhatikan adalah saat ketika ayam keluar dari kandangnya. Misal, ketika Anda sedang memperhatikan napas yang masuk-keluar, kemudian lupa diri. Membiarkan pikiran mengembara lepas dari na- pas, (menuju) pulang ke rumah, ke toko-toko atau pelbagai tempat berbeda atau pun mengerjakan beragam hal. Mung- kin setengah jam pun berlalu sebelum tiba-tiba sadar dan mulai memaki diri Anda sendiri dikarenakan lemahnya ke- sadaran (sati). Inilah dimana Anda harus sangat berhati-hati.
Meditation
Ini penting sekali karena begitu ayam lepas dari kandangnya -- berarti pikiran keluar dari landasan ketenangannya.
Anda harus menjaga untuk tetap memelihara “kesadaran mengetahui” (the knowing) ini dengan sati dan selalu menarik balik pikiran Anda. Meskipun saya katakan “menarik kem- bali” pikiran Anda, sesungguhnya tidak perlu ditarik karena ia sebenarnya tidak kemana-mana. Sebenarnya ini hanyalah obyek kesadaran itu sendiri yang telah berubah. Anda harus membuat pikiran tetap tinggal disini, saat ini. Sungguh, ia memang sudah selalu ada disini dan selama ada sati, maka akan ada kehadiran pikiran. Anda membayangkan mena- riknya kembali, padahal sebenarnya ia tidak pernah pergi ke- mana-mana. Itu hanya suatu perubahan yang terjadi dalam pikiran itu sendiri. Anda mengamati bahwa pikiran pergi ke- mana-mana, namun sebenarnya ia tidak pergi kemanapun. Perubahan ini terjadi persis pada tempat yang sama. Saat sati ini diperoleh kembali, dalam sekejap Anda kembali ada ber- sama pikiran Anda, tanpa ia balik dari manapun. Terdapat ke-awas-an tepat persis di tempat yang sama. Pahamilah hal ini seperti demikian.
Ketika ada “kesadaran-mengetahui” yang utuh, sadar- tahu terus menerus dan tanpa putus di sepanjang dan setiap saat, dikatakan inilah kehadiran pikiran (presence of mind)5 . Bila perhatian menyimpang dari napas pergi ke tempat lain, maka kesadaran yang mengetahui (knowing) ini terputus.
5. Kehadiran pikiran: pikiran disini merujuk ke pikiran tulen (true mind)
– ed.
10 Meditation
Kapan saja selama ada awareness pada napas, maka pikiran pun ada disana. Demikianlah kita bicara tentang karakteris- tik dari pikiran. Memang seperti inilah pikiran itu.
Musti selalu ada sati dan sampajanna. Sati adalah perha- tian-penuh (mindfulness) dan sampajanna adalah kesadaran- yang-mengetahui dengan jelas. Sekarang juga, sadarilah na- pas Anda dengan jelas. Melatih ini akan membangkitkan sati dan sampajanna secara bersama-sama. Mereka berbagi tugas. Bila Anda memiliki sati dan sampajanna, hal ini ibarat dua pekerja yang mengangkat dan memikul papan-papan kayu secara bersamaan. Misal ada dua orang yang harus meng- gotong papan yang berat dan pekerjaan ini begitu beratnya hingga hampir tidak tertanggungkan, namun lalu ada ses- eorang yang hatinya penuh metta (cinta-kasih) melihat dan segera berlari membantu mereka. Beginilah ketika terdapat sati dan sampajanna, lalu panna pun akan muncul di situ un- tuk membantu, dan ketiga-tiganya bakal saling menyokong satu sama lain.
Ketika panna datang menyokong, akan ada pemahaman akan obyek-obyek mental. Misalnya, tatkala Anda sedang duduk meditasi dan kualitas-kualitas sati, sampajanna, dan panna semua hadir dalam pikiran, begitu obyek mental dia- lami, ini segera bakal menyulut munculnya perasaan-peras- aan dan mood. Barangkali Anda mulai terpikir akan seorang teman, maka tentu seketika muncul jawaban, ‘Gak masalah, tak usah dipikirin’, ‘Stop’, ‘Lupakan saja’. Atau bila buah- buah pikirnya tentang kemana Anda akan pergi besok, maka jawabannya, ‘Saya nggak tertarik, saya tidak mau merisau-
Meditation 11
kan hal-hal itu’. Mungkin saja Anda mulai berpikir tentang orang lain, dan dijawab, ‘Tidak, saya tidak mau ikut terlibat’, ‘Saya tak mau berurusan dengan orang lain’, ‘Biarkan saja itu berlalu!’, ‘Itu semua toh belum tentu dan memang tiada pernah pasti’...
Selama bermeditasi, begitulah caranya menghadapi pel- bagai fenomena, dengan memahami bahwa ‘ini tidak pasti’, ‘ini tidak pasti’, begitulah cara Anda memelihara kesadaran- yang-mengetahui (knowing). Anda harus lepas merelakan se- mua pemikiran itu, ocehan mental dan segala keragu-raguan. Jangan terlibat dengan hal-hal ini selama bermeditasi. Bila itu sungguh-sungguh berakhir, maka yang tersisa hanyalah sati, sampajanna dan panna dalam bentuknya yang paling murni. - - Manakala ketiga kualitas ini melemah, maka beragam ke- bimbangan pun muncul kembali, tapi segera tinggalkanlah
– sekedar sisakan: sati-sampajanna-panna. Usahakan pelihara sati sepenuhnya, habis-habisan dan terus berpraktek sedemi- kian sepanjang waktu. Hingga saatnya Anda akan mengerti mana yang sati, mana yang disebut sampajanna dan mana yang panna. Hasilnya, Anda akan mengerti inilah dia sama- dhi (konsentrasi-penuh), dan Anda akan memahami semua ini sepenuhnya secara lengkap dan utuh.
Sewaktu memfokuskan perhatian di situ, Anda akan menjumpai sati, sampajanna, samadhi dan panna saling bek- erja sama (put together). Ketika mengalami obyek-obyek men- tal dari luar, andaipun mereka sangat memikat, maka Anda tetap bisa berkata, ‘Ini tidaklah pasti’ (“It’s not sure”). Atau bila menjengkelkan dan Anda ingin segera mengusirnya, ka-
12 Meditation
takan lagi ‘Ini tidak pasti’... Yang manapun juga, mereka itu hanyalah halangan-mental (nivarana) dan ini semua harus disapu bersih dari pikiran. Yang boleh tinggal hanyalah sati (perhatian-penuh), sampajanna (kesadaran atau pemahaman yang jelas), samadhi (pikiran yang kokoh tak bergeming), dan panna, pengetahuan menyeluruh yang sesuai dengan kebenaran. Yah, begitulah seharusnya itu semua dipahami. Hanya sejauh inilah semua yang perlu saya katakan tentang proses bekerja-nya meditasi.
Melanjutkan pembicaraan tadi -- yang mana semuanya adalah tentang perangkat atau alat-alat dalam bermeditasi -- maka sebaiknya Anda juga memiliki metta dalam batin dan pikiran. Kualitas kemurahan hati, hati yang bajik, longgar, pemaaf dan penolong -- peganglah ini semua sebagai fondasi kemurnian mental Anda. Sebagai contoh, Anda bisa mulai dengan melonggarkan lobha (sikap mementingkan diri send- iri) melalui latihan ber-dana. Dana itu berarti: memberi.
Apabila seseorang itu egois, mereka tidak bisa merasa tenteram, yang selanjutnya membawa pada pelbagai ketidaknyamanan.
Konyolnya: orang-orang cenderung sangat mementingkan diri sendiri tanpa menyadari akibat buruknya bagi mereka sendiri.
Anda dapat mengalami hal tersebut kapan saja. Coba amati, khususnya apabila Anda sedang lapar. Misal Anda mendapat dua buah apel, dan ada kesempatan untuk berbagi dengan seorang teman; Anda menimbang-nimbang bebera- pa saat, dan, memang, niat untuk memberi itu jelas ada, tapi Anda hanya ingin memberikan apel yang lebih kecil. Untuk
Meditation 13
memberikan apel yang besar, yaa..., oh sayang sekali! Sulit buat berpikir langsung. Anda mengijinkannya, “Silakan am- bil satu”. Namun kemudian Anda bilang, “Ini, ambillah...” dan menyodorkan apel yang lebih kecil. Ini satu bentuk ke- egois-an yang orang-orang jarang sekali memperhatikan. Pernahkah Anda berlaku demikian?
Dalam ber-dana Anda memang musti bergerak melawan arus. Meskipun saat itu Anda ingin memberikan bagian yang kecil, Anda harus paksa diri sendiri untuk memberikan apel yang besar. Dan tentu saja, begitu Anda berhasil memberi- kannya pada rekan tersebut, Oh! Betapa nyaman batin ini...
–- Melatih batin untuk melawan-arus sungguh butuhkan disiplin- pribadi -- Anda harus tahu bagaimana memberi dan mere- lakan, tidak membiarkan sifat-mementingkan-diri-sendiri bercokol. Begitu Anda telah belajar bagaimana memberi dan berbagi dengan orang lain, pikiran Anda akan ringan dan nyaman. Bila Anda masih tak tahu bagaimana memberi, masih ragu-ragu buah mana yang harus diberikan, pikiran jadi susah; dan meskipun Anda kemudian memberi bagian yang lebih besar, bakal masih ada rasa sesal... Namun bila dengan segera Anda tegas memutuskan: memberi yang besar, maka masalah pun sekejab berlalu, selesai. Inilah caramela- wan watak sendiri dengan benar.
Dengan berlaku demikian, berarti Anda menang: berhas- il menguasai diri sendiri. Sebaliknya: kalau Anda tak dapat melakukannya, itu seperti Anda telah dikalahkan oleh diri Anda sendiri dan akan terus menjadi egois. Kita semua per- nah berperilaku egois -- inilah kilesa (kekotoran-batin) yang
14 Meditation
perlu dipotong. Dalam kitab-kitab Pali, praktik memberi disebut ber-dana, yang akan membawa kebahagiaan pada orang lain, dan untuk membantu proses pemurnian pikiran dari kekotoran batin. Anda harus merenungkan hal ini serta mengembangkannya dalam praktik.
Anda mungkin berpikir latihan demikian ini seperti membuat susah diri sendiri, tapi itu tidaklah benar. Lebih tepatnya adalah: Anda membuat susah si tanha6 dan kile- sa7 . Jika kilesa muncul, Anda mesti berbuat sesuatu untuk menyembuhkannya. Kilesa itu seperti seekor kucing nyasar. Jika Anda memberinya makan sebanyak yang ia mau, ia bakal terus menerus datang untuk meminta lebih lagi. Suatu hari jika ia mencakar dan Anda tidak memberinya lagi makan, ia masih akan muncul sambil mengeong, dan Anda tetap tidak memberinya makan satu atau dua hari berikutnya, maka ia tak akan datang lagi. Sama halnya dengan aneka ragam kilesa. Kalau Anda berhenti memberi mereka makan, mereka tidak akan datang mengganggu Anda lagi; mereka bakal membiar- kan pikiran tinggal dalam damai. Jadi daripada membiarkan
6.Tanha (craving): kehausan psikologis, kecanduan, ketergila-gilaan yang subtil; nafsu kemauan/keinginan yang bodoh karena pikiran ini tidak ter- latih, kelirutahu, menyangka bahwa pelbagai hal (obyek-obyek pikiran tsb.) bisa sungguh memuaskan, abadi, dan solid -- ed.
7.Kilesa: ketika ia tidak mewujud, ketika pasif/dormant, ia berupa ko- toran batin (defilements); dalam bentuk aktifnya ia mewujud berupa gangguan emosional/emosi yang teraduk/affliksi – ed.
Meditation 15
diri Anda takut pada kilesa, buatlah mereka yang takut pada Anda; caranya dengan melihat Dhamma dalam batin Anda di sini dan saat ini juga.
Dimanakah letaknya Buddha-Dhamma? Ada di dalam pemahaman dan penyadaran akan apa saja yang berlangsung dalam pikiran ini. Setiap orang mampu untuk mengetahui, semua orang dapat memahaminya. Buddha-Dhamma tid- aklah berada di dalam buku, tidak perlu mengerjakan ses- uatu yang hebat, studi dan baca yang banyak sekali. Cukup lihat ke dalam diri Anda sekarang juga, Anda akan mengerti apa yang saya bicarakan ini. Setiap orang dapat melihatnya karena ia terletak tepat di batin semua orang. Setiap orang pasti punya kilesa, ya kan? Bila Anda dapat melihatnya, maka Anda dapat memahaminya. Dahulu, Anda sudah memberi kekotoran-batin ini makan dan memeliharanya, sekarang Anda harus mengenalinya dan tidak mengijinkan mereka datang membuat susah diri Anda lagi.
Unsur pokok berikutnya dalam praktik adalah menjaga sila (moralitas). Sila akan melindungi praktik dan memeliha- ranya ibaratnya seperti ibu dan ayah yang merawat anaknya. Menjaga sila maksudnya tidak hanya berarti menghindari untuk melukai orang lain (makhluk lain) tapi lebih jauh juga: membantu dan melindungi mereka. Minimal, Anda harus menjaga lima sila (Pancasila), yakni:
1.Tak hanya tidak membunuh atau sengaja merugikan makhluk lain, namun juga menebarkan niat-bajik terhadap seluruh makhluk.
16 Meditation
2.Jujur, menahan diri dari penyalahgunaan hak-hak makhluk lain -- dengan kata lain: tidak mencuri.
3.Dengan sadar tidak berlebihan dalam menjalin hubungan seks. Dalam kehidupan berumah-tangga, berlaku struktur keluarga dimana terdapat seorang suami dan seorang istri. Jika Anda tahu rasa-cukup (moderation), maka Anda dapat menjalankan praktik Dhamma. Sekedar kenalilah siapa suamimu atau sia- pa istrimu. Mengenal cukup, tidak berlebihan dalam jumlah aktivitas seks, tahu batas dan tidak mengum- bar sesuka hati. Sering orang-orang tidak tahu batas, mungkin satu suami tidak cukup, maka mereka punya kedua atau ketiga. Menurut hemat saya, dengan satu pasangan pun Anda tidak bakal bisa total memuaskan mereka sepenuhnya meski dengan cara apapun, jadi memiliki dua atau tiga pasangan adalah cuma men- gumbar nafsu kasar. Dalam hal ini, Anda mesti coba membersihkan pikiran Anda dan melatihnya agar tahu rasa-cukup. Hidup bersahaja adalah kemurnian sejati; tanpanya maka takkan ada batas dalam berperi- laku. Apabila Anda diberi sejumlah makanan lezat, jangan larut terlalu jauh pada rasanya yang enak, ke- nalilah perut Anda dan seberapa banyak makanan yang pantas dibutuhkan. Jika makan berlebihan, hal itu dapat mengganggu, untuk itu tahulah hidup ber- sahaja. Tahu cukup adalah jalan yang terbaik, cukup dengan satu pasangan saja; dengan dua atau tiga pas- angan malah akan menyebabkan ribut dan kacau.
Meditation 17
4.Berbicara jujur. Ini juga sebuah alat untuk mencer- abut kilesa. Seseorang mustilah lurus, jujur dan tu- lus.
5.Menahan diri dari meminum minuman keras atau mengkonsumsi narkoba. Anda harus bisa mengenda- likan diri dan lebih baik tinggalkan semua itu. Orang itu toh sudah di-mabuk-kan oleh keluarga mereka, saudara dan teman, harta benda, kekayaan dan apa saja. Rasanya cukuplah sudah, jangan diperparah lagi dengan mengkonsumsi minuman keras atau narkoba. Hal itu hanya akan membuat pikiran ini gelap. Jelas, orang yang menjualnya tidak mengerti dan tidak peduli. Andalah yang musti melihatnya sendiri. Se- seorang yang minum dalam jumlah banyak, berusa- halah untuk menguranginya berangsur, dan akhirnya dapat meninggalkan semua itu secara total. Barang- kali saya perlu meminta maaf, namun saya berbicara seperti ini, sesungguhnya adalah demi kebaikan Anda sendiri, agar Anda mengerti dan sadar mana hal yang bermanfaat. Anda perlu mengerti bagaimana keadaan yang sebenarnya. Seperti misal sekarang Anda tinggal di sini, hal apakah itu yang sedang menekan anda? Perbuatan-perbuatan apa yang menyebabkan tekanan (stress) ini muncul? Berbuat baik akan memberikan hasil yang baik dan berbuat buruk akan membuahkan akibat yang buruk. Inilah penyebabnya. Inilah yang saya ingin Anda pahami. Sekali lagi saya meminta maaf, saya sungguh tak ingin berbicara begini, tapi sebagai murid Sang Buddha, saya HARUS melaku-
18 Meditation
kannya! Semua yang telah saya katakan di sini adalah untuk memberikan perangkat guna membantu dan mendukung Anda dalam berpraktek.
Begitu sila ini murni, akan memunculkan kualitas-kuali- tas: kejujuran serta kebaikan hati terhadap sesama, dan hal ini akan membawa kepuasan hati, bebas dari rasa khawatir dan penyesalan. Bebas dari rasa menyesal adalah salah satu wujud kebahagiaan, rasanya hampir seperti hidup di alam surga. Anda makan dan tidur dengan nyaman diliputi keba- hagiaan yang terbit dari sila. Inilah prinsip praktik Dharma - - mengendalikan diri dari tindakan-tindakan buruk sehingga kebajikan pun terbit. Apabila sila dijaga dengan cara demiki- an, kejahatan akan hilang dan timbul kebaikan. Inilah hasil dari praktek yang benar.
Namun ini belumlah akhir ceritanya. Begitu orang sudah memperoleh kebahagiaan, mereka cenderung jadi lalai, tidak lagi menjalankan praktiknya lebih lanjut; mereka terpaku pada kebahagiaan. Mereka tidak melanjutkan praktek, man- deg, lebih tertarik pada kebahagiaan ‘surgawi’ ini. Memang menyenangkan hidup seperti itu, tetapi tidak ada pengertian tulen di situ. Anda harus terus merenungkan hal ini dan jan- gan terdelusi. Renungkan lagi dan lagi rapuhnya dari keba- hagiaan ini. Ia tidak pasti; takkan berlangsung selamanya. Tak terlalu lama Anda bakal berpisah dengan kebahagiaan ini. Ini sungguh tidak pasti. Begitu kebahagiaan ini pergi, maka penderitaanlah yang muncul, dan orang mulai me- nangis lagi. Bahkan para ‘dewa’ dan ‘dewi’ pun akan berakhir dengan tangis dan penderitaan. Untuk itulah, Sang Bud-
Meditation 19
dha memberitahu agar tetap terus merenungi guna melihat kekurangan ini, bahwa masih terdapat sisi tidak memuaskan dari kebahagiaan ini. Namun demikian, selama orang-orang mengalami kebahagiaan ini, mereka cenderung tidak bisa sungguh-sungguh mengerti. Kedamaian ini seolah-olah ny- ata dan pasti, terselimuti oleh kebahagiaan yang mengecoh, dan menghalangi orang untuk bisa melihat aspek pender- itaan di balik itu.
Kebahagiaan tersebut bukanlah kedamaian yang pasti dan abadi, tapi malah merupakan salah satu bentuk dari kile- sa. Ini bentuk halus dari kilesa yang mana setiap orang akan terpikat di dalamnya. Semua orang senang akan bahagia. Padahal, kebahagiaan itu timbul justru karena kita sedang terpikat. Begitu sifat memikatnya itu hilang, maka pender- itaan pun muncul. Di sinilah orang harus merenungkannya, melihat bahwa itu tidak pasti dan segala keterbatasannya. Begitu hal-hal berubah, penderitaan muncul dan hal ini pun juga tidak pasti, akan berlalu. Jangan menganggap bahwa ini adalah pasti dan aman. Inilah yang disebut Adinavakatha, perenungan akan sifat tidak memuaskan dan keterbatasan dari segala yang berkondisi (sankhara). Ini berarti memeriksa dan merenungkan kebahagiaan, bukan sekedar terima men- tah-mentah begitu saja. Memahaminya sebagai sesuatu yang tidak pasti, jangan kita melekat kuat padanya. Kita cukup memegang dan kemudian membiarkannya berlalu, lebih baik daripada menggenggamnya dengan erat. Lihatlah sisi man- faat dan sisi kerugian yang terkandung dalam kebahagiaan. Memahami meditasi berarti bersedia mengakui aspek cacat yang terkandung dalam kebahagiaan ini. Renungkanlah. Saat
20 Meditation
kebahagiaan hadir di situ, amatilah dengan tuntas dan men- dalam hingga kekurangan-kekurangan tadi nampak dengan jelas. Inilah kualitas khusus dari seseorang yang menjalankan praktik meditasi.
Begitu seseorang mampu melihat bahwa segala hal itu tak sempurna, tak mampu untuk sungguh-sungguh memuaskan (dukkha), maka hati dan pikiran akan mengerti Nekkha- makatha -- batin yang merefleksi mentas meninggalkan ke- gairahan-nafsu, seiring dengannya pikiran pun menjadi eng- gan, bakal mencari jalan untuk lepas darinya. Keengganan akan datang setelah menyaksikan bagaimanakah sesungguh- nya dunia-wujud, bagaimana sejatinya hakekat suara, hakekat sifat bau-bauan, hakekat pengecapan, hakekat cinta dan ben- ci. Timbul rasa-enggan, yang berarti: mengindikasikan tiada hasrat lebih jauh untuk menempel atau melekat pada aneka fenomena lagi. Mundur teratur dari kemelekatan (upadana) sampai titik dimana Anda bisa tinggal dengan nyaman, men- gamatinya dengan tenang-seimbang tanpa lengket ataupun menggenggam. Inilah kedamaian yang lahir dari praktek.
Sekarang, saya ingin menanyakan praktik anda. Anda su- dah bermeditasi di sini, namun di dalam benak anda, apakah Anda sudah yakin atau percaya pada praktek Anda sendiri? Dewasa ini bermacam-macam orang mengajarkan meditasi, termasuk para bhikkhu pun umat awam. Untuk itu saya takut Anda penuh keragu-raguan atas praktek seperti ini. Sung- guh tidak ada yang lebih hebat atau lebih tinggi dibanding ajaran Sang Buddha yang mana sedang Anda praktekkan di sini. Bila Anda mengerti dengan jelas, Anda dapat membuat
Meditation 21
pikiran dan batin ini damai dan tidak bergejolak.
Dalam usaha Anda membuat pikiran ini tenang, yang dikenal dengan sebutan samadhi bhavana atau meditasi, Anda tentunya telah mengamati bahwa pikiran ini berubah-ubah. Beberapa hari Anda duduk bermeditasi, pikiran dengan cepat sekali menjadi tenang. Saat lain ketika duduk, entah kenapa pikiran tidak bisa tenang, terus menerus bergumul, berusaha cari jalan keluar hingga akhirnya bisa juga. Beberapa hari pikiran ini baik-tenang, pada hari lainnya tidak terlalu baik. Keadaan pikiran memperlihatkan dirinya pada kita untuk dipahami. Anda harus mengerti bahwa jalan mulia berunsur delapan datang bersama-sama dalam sila-samadhi-panna dan tidak ada yang lain. Seperti Anda bermeditasi barusan, Anda membawa sila-samadhi-panna pada tempatnya. Dengan kata lain Anda memberi kondisi munculnya Sang Jalan dengan cara langsung.
Ketika duduk bermeditasi, sebaiknya memejamkan mata, karena ini mendorong Anda untuk dapat mengenali pikiran Anda sendiri, jangan melihat-lihat berbagai macam hal. Lihatlah ke dalam pikiranmu sendiri. Kalau Anda tutup mata, perhatian akan diarahkan ke dalam dan ini akan meng- hasilkan banyak ragam pengetahuan — yang tidak pernah kita lihat selama ini. Saat Anda duduk bermeditasi dengan mata terpejam, sadari napas dengan sejelas mungkin. Seo- lah-olah tidak ada hal lain yang lebih penting dibandingkan napas. Kita katakan sadar sepenuhnya ke dalam, mengikuti napas dan seiring dengannya Anda akan kenali tempat dima- na sati, ‘yang mengetahui’ dan kesadaran datang bersamaan.
22 Meditation
Kapan saja faktor-faktor ini menjadi harmonis. Anda dapat melihat napas, perasaan yang dialami, pikiran dan obyeknya berlangsung sedemikian adanya. Akhirnya Anda akan tahu titik fokal dimana samadhi hadir, tempat dimana kesemua faktor-faktor ini bersatu.
Ketika Anda bermeditasi, letakkan perhatian sepenuhnya pada napas dan bayangkan diri Anda sedang duduk disini sendiri tanpa ada orang lain maupun hal lainnya. Tekankan perhatian pada perasaan ini bahwa Anda sedang duduk sendiri dan tumbuh-kembangkan hingga pikiran tidak menghiraukan hal-hal diluar lagi sepenuhnya. Cukup sadar pada napas yang masuk dan keluar, abaikan segala hal dilu- ar. Jangan biarkan diri Anda mulai keluyuran memikirkan tentang orang lain, siapa yang duduk disebelah sini? Siapa yang di situ? Kapansaja pikiran memunculkan tanda-tanda kegelisahan, jangan meladeninya. Lebih baik buang mereka jauh-jauh dan jangan diurusi lagi. Tidak ada seorang pun disekeliling saya, kecuali diri ini. Lanjutkan hingga semua persepsi-persepsi dan ingatan yang beraneka macam muncul dan berlalu. Anda tidak lagi bertanya-tanya tentang orang ataupun keadaan di sekitar Anda diluar diri. Kemudian Anda dapat menempatkan perhatian semata-mata pada setiap ta- rikan dan hembusan napas. Biarkan napas berjalan dengan alami, janganlah memaksanya lebih panjang atau lebih pen- dek, lebih kuat atau lebih lemah dari biasanya. Biarkan ia berlangsung dengan normal dan mantap. Duduk dan ama- tilah napas yang masuk dan keluar.
Saat pikiran sudah tidak memperdulikan lagi hal-hal
Meditation 23
yang terjadi di luar, pikiran tidak akan terlalu terpengaruh lagi oleh suara-suara lalu lintas atau bunyi lainnya. Bagaim- anapun kondisi-kondisi diluar, suara-suara atau apapun juga tidak akan menjadi sumber gangguan lagi, karena pikiran su- dah tidak lagi memberikan perhatian penting untuk hal-hal tersebut. Pikiran sudah begitu terpusat dan terkonsentrasi pada napas.
Jika pikiran ini terganggu oleh aneka macam hal, dan susah bagi Anda untuk berkonsentrasi, tariklah napas dalam- dalam hingga tidak ada lagi ruang untuk menampung udara didalamnya. Kemudian hembuskan napas hingga tak bersi- sa. Ulangilah tiga kali dan pusatkan kembali pikiran kepada ‘yang-Mengetahui’ (the Knowing). Setelah Anda menguatkan kembali konsentrasi, adalah normal bagi pikiran menjadi tenang beberapa saat kemudian kembali gelisah dan bingung lagi. Untuk itu kokohkan kembali pikiran dengan menarik sebuah napas dalam-dalam, kemudian hembuskan hingga terbuang sempurna. Isilah paru-paru untuk menampung udara lagi beberapa saat dan setelah itu bawa pikiran kembali pada napas, kokohkan lagi sati pada napas yang masuk dan terus pelihara ke-awas-an dengan cara demikian ini.
Sudah tentu diperlukan usaha dan banyak latihan duduk sehingga Anda dapat cukup terampil untuk membiarkan dunia luar berlalu, serta tenang tak terganggu. Obyek-obyek dan suasana luar sudah tidak dapat menggoyangkan pikiran ini lagi. Ketika tidak ada lagi hal-hal yang berkenaan dengan itu semua, Anda akan dapat mengawasi pikiran yang diwu- judkan dengan adanya suatu sensasi di ujung hidung, ditam-
24 Meditation
bah lagi bersamaan dengan napas akan muncul suatu obyek pikiran, hadir di situ. Sati tidak lagi bergejolak dan terus mengawasi napas tanpa kesulitan yang berarti. Bila pikiran ini tenang, napas berangsur-angsur lembut dan semakin ha- lus. Obyek dari pikiran pun menjadi lebih halus, pikiran dan tubuh ini terasa lebih ringan dan segala fenomena-keadaan diluar pergi-berlalu. Pikiran akan terus mengawasi hal-hal didalamnya -- segala yang dirasakan tubuh atau apapun yang muncul dalam pikiran, dari saat ke saat.
Sejak itu, ‘Kesadaran-yang-Mengetahui’ akan beralih dari hal-hal luar ke-dalam pikiran, dan fokus terhadapnya. Saat kesadaran muncul dari dalam bersamaan dengan itu, peliharalah ke-awas-an di situ. Akan Anda dapati napas yang masuk dan keluar dengan sangat jelas. Sati menjadi jelas, segala aktivitas mental terlihat dengan lebih jelas. Pada ti- tik ini, Anda akan mengerti bagaimana sila, samadhi dan panna datang bersama-sama, inilah yang disebut bersatunya jalan. Saat penyatuan ini berlangsung, pikiran terbebas dari segala perasaan gelisah dan bingung. Pikiran menjadi begitu manunggalnya, inilah yang disebut dengan samadhi. Ketika Anda mengawasi hanya satu titik, yaitu napas, bersamaan dengannya akan ada pemahaman dan kesadaran yang jelas, sebagai hasil dari mempertahankan sati terus-menerus. Ber- samaan dengan kesadaran pada napas yang semakin jelas, sati semakin kuat dan pikiran menjadi lebih peka, lebih sadar akan berbagai macam hal. Anda dapati pikiran mengawasi semua ini bersama-sama hingga pikiran sebegitu manunggal- nya, kesadaran mengarah ke dalam [saat ini, di sini]. Dunia luar berangsur-angsur lenyap dari pikiran. Pikiran tidak lagi
Meditation 25
mengurus apapun juga hal-hal yang di luar sana. Ibaratnya Anda telah kembali pulang ke ‘rumah’ Anda dimana segala sesuatunya mewujud jadi satu unit lengkap dan kompak. Ada rasa senang dan puas disana. Kesadaran (awareness) terbebas dari hal-hal diluar dan hanya tinggal bersama napas. Setelah satu periode waktu, keawasan ini pun bersatu dengan napas, napas jadi kian amat lembut, sampai akhirnya sensasi akan napas pun menghilang dengan sendirinya. Anda boleh ka- takan bahwa kesadaran akan napas tidak ada lagi, atau napas itu sendiri lenyap, dan muncul ke-awas-an yang lebih dalam, jenis yang berbeda dari sebelumnya.
Bisa jadi, Anda hanya duduk di situ dan kelihatannya tidak ada lagi napas. Sebenarnya napas masih tetap ada di situ, tapi ia menjadi semakin halus hingga nampaknya seo- lah-olah tidak ada. Ini karena pikiran sudah sangat-sangat halus, kesadaran sangat tajam. Yang tersisa hanyalah ‘yang- Mengetahui’ ini. Meskipun napas telah hilang, yang masih hadir hanyalah pengetahuan bahwa napas itu sudah tak ada. Jadi sekarang apa yang harus diambil sebagai obyek medi- tasi? Ambillah ‘yang-Mengetahui’ ini sendiri sebagai obyek untuk melanjutkan meditasi, pengetahuan bahwa tak ada lagi napas. Anda boleh mengatakan bahwa: suatu kesadaran- yang-mengatahui khusus telah terbentuk.
Pada titik ini, Anda mungkin memiliki keragu-raguan karena ada hal-hal yang tak diharapkan muncul dengan sendirinya, termasuk nimitta. Dapat bermacam-macam jen- isnya, baik bentuk maupun suara. Jika nimitta ini timbul -- beberapa orang mengalaminya, beberapa tidak -- pahamilah
26 Meditation
ia sebagaimana mestinya sesuai dengan kebenaran (truth). Jangan bingung atau membiarkan diri Anda geger.
Pada tahap ini, seharusnyalah menjaga konsentrasi den- gan penuh kewaspadaan, kuatkan sati dengan kemampuan dan usaha terbaik anda. Anda dapat saja takut ketika men- dapati bahwa tidak ada lagi napas di situ, karena Anda sudah terbiasa ada napas di sana. Ketika nampaknya napas telah hi- lang, Anda menjadi panik dan takut kalau-kalau Anda akan mati. Di sini Anda harus mempunyai pemahaman bahwa adalah wajar terjadi hal seperti ini. Amatilah bahwa tidak ada napas, terima saja dan ambillah kesadaran akan tiadanya napas sebagai obyek bagi ‘yang-Mengetahui’ ini. Dikatakan bahwa inilah tahap paling stabil dari samadhi, dengan satu obyek pikiran yang kokoh tak tergoyahkan. Begitu samadhi mencapai tahap ini, banyak hal-hal aneh dan tidak umum bisa dialami pikiran. Tubuh terasa sangat ringan atau bahkan hilang. Atau mungkin Anda rasanya melayang di udara den- gan perasaan tanpa bobot sama sekali. Dan dimana saja, saat Anda melihat atau menjadi sadar, tidak ada apa-apa yang terjadi. Seolah-olah Anda sedang berada di udara dan tidak yakin kalau-kalau tubuh sedang duduk disini. Inilah emp- tiness (kosong) sempurna, lengkap dan seluruh pengalaman ini terasa agak aneh, asing bagi Anda.
Mengerti dan pahamilah bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Buatlah perasaan ini kalem dan tenang, ban- gun rasa kokoh-aman dalam batin. Karena sekali pikiran ini terpusat dan terkonsentrasi, tidak ada obyek dan suasana apapun yang dapat menembus ke dalamnya. Anda dapat
Meditation 27
tinggal diam seperti ini untuk waktu yang lama sekali, tanpa merasakan sakit ataupun taknyaman selama bermeditasi.
Manakala latihan samadhi telah mencapai level demikian ini, Anda bisa masuk ataupun keluar [dari keadaan samadhi mendalam ini] sekehendak hati. Dan boleh dibilang, Anda meninggalkannya dengan nyaman dan santai, bukan karena perasaan malas, lemah atau lelah. Anda meninggalkannya karena memang waktunya perlu untuk keluar dari kondisi samadhi tersebut. Kalau Anda duduk dan memasuki samadhi seperti ini dalam waktu 30 menit atau satu jam saja, maka hati serta pikiran akan menjadi sejuk dan kalem hingga ber- hari-hari. Hasilnya: pikiran menjadi sangat murni, apapun yang dialaminya akan diambil dan dikontemplasikan.
Samadhi itu berfungsi untuk menenangkan dan mengh- eningkan. Samadhi, sila, dan panna itu masing-masing punya fungsinya sendiri-sendiri. Dalam meditasi kita memfokuskan perhatian pada karakteristik-karakteristik ini yang kemudian saling kait-mengkait membentuk lingkaran. Begitulah sila, samadhi, panna tampil bersama di dalam pikiran. Begitu pikiran telah mulai tenang, maka dengan tampilnya panna dan kekuatan samadhi, disitu akan muncul keteguhan serta kendali dengan sendirinya. Enerji muncul dari ketenangan dan pemurnian pikiran, dan enerji tersebut akan menduku- ng hingga membuat sila semakin murni. Berikutnya hal ini akan kian menyokong samadhi, meningkatkan kwalitas sa- madhi yang sudah ada, dan berkembangnya samadhi akan mengembangkan serta mendukung panna. Semua itu kait mengkait dan saling mendukung. Pada puncaknya akan
28 Meditation
timbullah magga, Jalan, yaitu sintesa dari ketiga unsur ini. Sila, samadhi, dan panna yang bekerja bersama-sama den- gan lancar serta konsisten akan membentuk satu kesatuan, dan Anda musti menjaga enerji ini. Inilah enerji yang mem- bangkitkan vipassana (pengetahuan kebijkasanaan/insight). Dan pada tingkatan ini, begitu panna telah bangkit, ia bakal menyediakan enerji dari dirinya sendiri secara mandiri, terlepas dari pikiran ini sedang tenang atau tidak. Apabila pikiran ini sedang tenang, ia tida melekat dan bila sedang tidak-tenang, ia pun juga tidak melekat. Bisa membiarkan segala kerisauannya berlalu dan pikiran pun akan menjadi sangt enteng dan nyaman kendati Anda mengalami sesuatu yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. -- Demikianlah pikiran ini menjadi tenteram dan damai.
Juga sangat penting, adalah selalu memperhatikan bahwa: karena pikiran ini belum cukup bijak, maka biasanya begitu meditasi formal selesai, sehabis bangkit dari duduk, Anda sering melupakan semuanya, tidak lagi sensitif atau meng- kontemplasikan praktik yang seharusnya musti terus dilan- jutkan [di kehidupan sehari-hari, di luar duduk-formal]. Ke- tika Anda keluar dari samadhi, Anda dapat menyadari dengan baik dan selanjutnya bertindak-tanduk sewajarnya. Namun demikian, haruslah tetap ada ‘kesadaran-yang-mengetahui’ di situ -- sati yang terus menerus serta seimbang. Jadi Anda bermeditasi bukan hanya ketika dalam posisi duduk saja, sa- madhi itu berarti: membuat pikiran terpusat dengan kokoh. Selagi berjalan, Anda harus membuat pikiran ini tenang dan diam, dan pelihara-jaga pikiran yang diam ini dengan kon- sisten dalam segala aktivitas. Milikilah sati dan sampajanna
Meditation 29
sepanjang waktu. Tidak hanya ketika sedang duduk, tapi saat berjalan, di dalam mobil atau di mana saja, bila mata melihat sesuatu bentuk atau telinga mendengar suatu bunyi, Anda harus menjaga ‘yang-Mengetahui’ ini. Bila ada rasa terpikat atau rasa penolakan terhadap sesuatu dalam pikiran, seke- tika itu juga tegakkan dan jaga ‘yang-tahu’ ini pada keadaan- keadaan mental seperti itu. Mereka semua adalah tidak kekal, pikiran akan tinggal diam dan ‘normal’ dengan sendirinya.
Begitu pikiran sudah tenang, renungkanlah obyek pikiran. Renungkanlah keseluruhan dari bentuk-bentuk ini, tubuh dan pikiran, lakukan ini sepanjang waktu.Tidak hanya ketika sedang duduk tapi ketika di rumah atau sedang bek- erja, di segala keadaan. Terus-menerus renungkan apa yang sedang dialami tubuh dan pikiran. Cukup dengan melihat pohon yang dikelilingi oleh rerontokan daun ketika jalan- jalan, ini juga petunjuk ketidakpermanenan, anicca. Kita ini sama dengan daun-daun berguguran, begitu usia sudah lanjut, kita menjadi berkerut, lemah dan mati. Semua orang sama. Ini disebut meningkatkan pikiran ke level vipassana, merenungkan segala sesuatu terus menerus. Sati akan terpe- lihara dengan mantap dan terus-menerus baik ketika sedang berdiri, berjalan, duduk ataupun berbaring. Ketika Anda mengikuti dan memeriksa pikiran dengan rapat di sepanjang waktu, ini dinamakan mempraktekkan meditasi dengan cara yang benar.
Bermeditasi disini, sekarang jam 7 malam. Kita sudah duduk dan bermeditasi selama sejam dan sekarang berhenti. Barangkali pikiran ini ikut berhenti juga, sesudah itu tidak
30 Meditation
merenungkan apapun lagi. Ini adalah cara yang salah dalam berpraktek. Ketika Anda selesai tadi, yang berhenti itu han- yalah perkumpulan dan meditasi formal bersamanya, tapi ‘yang-Mengetahui’ ini harusnya masih terus bekerja, secara rata dan tanpa putus.
Sering saya katakan, bahwa bila Anda tidak berpraktek secara kontinyu, itu seperti tetesan-tetesan air, karena sati tidak mengalir lancar. Didalam praktik itu tidak ada hal lain yang menjalankannya selain pikiran ini, bukan tubuh yang mengerjakannya. Pikiranlah, ia yang bekerja, yang berprak- tek. Bila Anda sungguh mengerti hal ini, akan Anda dapati tidak lagi perlu harus duduk bermeditasi (formal), pikiran sudah mengenali samadhi. Adalah pikiran yang mengerjakan praktek ini, Anda musti memahami ini.
Begitu mengerti hal ini, Anda seharusnya mengembang- kan dan memelihara ‘knowing’ sepanjang waktu, baik ketika sedang berdiri, berjalan, duduk atau berbaring. Mungkin masih seperti air yang menetes, belum berupa aliran yang terus-menerus. Praktiklah dengan sati, praktik kontinyu hingga ‘knowing’ ini bagaikan aliran air yang terus menerus. Sati akan hadir setiap saat dan sejalan dengan itu: bakal ada ‘knowing’ yang terus-menerus akan obyek-obyek pikiran. Dengan memiliki sati, pengendalian dan ketenangan yang kontinyu dan mantap, berarti Anda akan mengetahui hal-hal yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat ketika muncul dalam pikiran. Atau kapan pikiran tenang dan terganggu. Jika Anda latih pikiran ini, dimanapun Anda berada akan jadi demikian ini dan meditasi Anda pun akan berkembang
Meditation 31
dengan cepat dan sangat baik.
Jangan salah mengerti. Dewasa ini orang-orang men- jalankan retret vipassana selama 3 hari atau seminggu, tanpa berbicara ataupun mengerjakan hal-hal lainnya. Selama 10 hari atau dua minggu, mereka menjaga tetap diam dan kemu- dian selesai. Setelah retret selesai, mereka berpikir, ‘Ahh, saya sudah menjalankan “vipassana”, dan sudah tahu semuanya itu’. Kemudian mereka pergi ke pesta-pesta, hiburan malam, disko dan berfoya-foya sesuka hati. Ketika mereka berperi- laku demikian, maka apa yang terjadi? Takkan ada apapun lagi yang tersisa dari retret. Mereka pergi dan melakukan serangkaian hal-hal bodoh yang mengacaukan dan meng- ganggu pikiran, menghabiskan segala-galanya. Setelah itu ta- hun depannya, mereka kembali dan menjalankan retret lagi selama 7 hari, dua minggu atau sebulan. Lagi-lagi sesegera retret usai, mereka balik ke hiburan malam, dugem, disko, berpesta pora dan mabuk-mabukan. Demikian ini bukan- lah praktek. Ini bukanlah patipada, jalan menuju lenyapnya penderitaan.
Anda perlu berusaha meninggalkannya. Pikirkanlah efek- efek membahayakan yang datang dari tabiat Anda, bahaya dari mabuk-mabukan dan pergi ke bar-bar. Lihatlah bahaya yang dibawa hal-hal ini hingga ia jelas sepenuhnya. Kemu- dian mungkin saja bagi Anda menarik diri dari semua itu, dengan demikian mencapai kedamaian. Untuk memperoleh kedamaian, seseorang terlebih dulu dapat melihat kerugian dari hal-hal negatif ini dan inilah cara yang benar untuk ber- praktek. Jika Anda retret selama 7 hari dimana tidak berbic-
32 Meditation
ara kepada siapapun, tapi kemudian lalu pergi ngobrol dan bersenang-senang, bersuka-ria selama 7 bulan. Bagaimana Anda bisa memperoleh nilai yang nyata dan berarti, hasil dari latihan berdiam-diri selama 7 hari?
Saya akan mendorong Anda semua, para perumah tang- ga baik pria maupun wanita, semua yang bijaksana, untuk mengerti hal ini. Cobalah untuk latihan secara konsisten. Lihatlah bahaya dari hal-hal yang merugikan di atas, lalu usahakanlah latihan yang mantap dan berkesinambungan, hanya ini. Maka ada jalan untuk mengakhiri kilesa ini. Tetapi pola dengan berdiam-diri selama 7 hari, tidak bermain, lalu kemudian dibarengi dengan empat atau lima bulan bermain- main -- tanpa ada pengendalian diri ataupun ketenangan -- berarti segala yang diperoleh dari latihan akan lenyap, tanpa bersisa sama sekali. Seperti ketika Anda bekerja selama satu hari dan memperoleh upah 20 pound, kemudian pergi dan habiskan 30 pound pada hari yang sama, dimanakah uang hasil dari bekerja seharian? Itu semua akan habis.
Ini adalah semacam peringatan dan saya meminta maaf pada Anda sekalian. Saya harus membicarakan hal ini supaya hal-hal yang salah menjadi jelas bagi Anda semua, lalu Anda meninggalkannya. Datang kemari untuk berpraktek, Anda bisa katakan adalah untuk melindungi diri dari melakukan hal-hal yang buruk di masa depan. Apa maksudnya melaku- kan hal yang salah? Artinya melakukan sesuatu yang mem- bawa pada kegelisahan dan penderitaan, tidak ada kebaikan dalam pikiran dan tidak ada kedamaian di sana. Memang seperti itu. Bila Anda berpraktek selama seminggu tanpa ber-
Meditation 33
bicara, lalu kemudian menuruti hawa nafsu selama beberapa waktu, bagaimanapun terus terang, Anda tidak akan mem- peroleh apapun dari hasil latihan selama seminggu itu. Ban- yak pusat-pusat meditasi seperti ini. Sungguh Anda perlu membawa hidup Anda pada pengendalian dan ketenangan yang terus-menerus.
Selama bermeditasi, Anda harus penuh perhatian terus- menerus, seperti ketika Anda menanam sebatang pohon. Bila Anda menanamnya di suatu tempat, 3 hari kemudian mencabutnya lalu menanamnya di tempat lain. Setelah 3 hari berikutnya, Anda mengambilnya lagi dan menanamnya pada tempat yang berbeda. Pohon itu pasti akan mati tanpa menghasilkan sesuatu pun. Sama halnya dengan meditasi, ia tidak akan berbuah. Renungkanlah ini dalam diri anda. Co- balah setelah Anda pulang ke rumah. Tanamlah sebatang po- hon di satu tempat selama beberapa hari lalu ambil. Tanam kembali ia pada tempat lainnya, lalu cabut kembali. Pohon tersebut akan mati. Ini sama dengan Anda bermeditasi se- lama retret satu minggu. Setelah itu selesai, Anda bersenang- senang selama tujuh bulan, membiarkan pikiran menjadi ternoda. Kemudian bermeditasi lagi selama tujuh hari, tanpa berbicara dan menjaga diri, kemudian melupakan semua itu lagi. Seperti pohon, akan mati tanpa meninggalkan sesuatu pun. Pohon tidak tumbuh, meditasi Anda tidak berkembang. Saya tegaskan, berpraktek seperti ini tidak akan menghasil- kan apapun. Buktikan sendiri! Pulang, tanamlah sebatang pohon muda, setelah beberapa hari ambil pohon itu. Saya pikir ia pasti sudah mati, tapi coba buktikan ini pada diri Anda sendiri. Mengertikah anda?
34 Meditation
Saya bukannya suka bicara seperti ini, tapi ini karena saya sungguh prihatin akan Anda semua sehingga tak dapat lain: saya musti bicara secara keras. Ketika Anda melakukan hal- hal yang salah, saya mau tak mau harus mengingatkan Anda, tapi itu karena saya prihatin akan anda semua. Betapapun, mungkin beberapa orang merasa tidak nyaman dan berpikir saya pastilah sedang mengata-ngatai mereka. Sungguh, itu bukan omelan, tetapi untuk bantu menunjukkan mana kes- alahan-kesalahan agar Anda ketahui dan mengerti. Beberapa orang berpikir, ‘Luang Por’ sukanya mengkritik kita, tapi bukanlah seperti itu. Untuk sekali dalam waktu yang sudah lama sekali, saya bisa datang dan berceramah seperti ini. Bi- lamana saya berbicara seperti ini setiap hari, Anda pastilah marah. Tapi sungguh, bukanlah diri Anda yang marah, tapi hanya kilesa yang marah. Untuk itu hari ini saya cukupkan sampai disini.
Meditation 35
T:Apakah disarankan membaca banyak buku atau menda- lami kitab suci terlebih dulu sebagai bagian dari prak- tek?
J:Dhamma Sang Buddha tidaklah ditemukan dalam buku- buku. Jika Anda sungguh-sungguh melihat ke dalam diri sendiri sebagaimana yang dikatakan Buddha, tidak perlu susah-susah mencarinya di dalam buku. Cukup lihatlah ke dalam pikiran Anda sendiri. Periksalah untuk meli- hat bagaimana perasaan datang dan pergi, bagaimana pemikiran-pemikiran datang dan berlalu. Jangan mele- kat pada apapun. Cukup penuh perhatian pada apa saja yang muncul untuk dilihat. Inilah jalan kebenaran dari Sang Buddha. Alamiah! Segala sesuatu yang Anda ker- jakan dalam hidup Anda sehari-hari disini adalah kes- empatan untuk berpraktek. Ini semua Dhamma. Ketika mengerjakan tugas-tugas anda, cobalah untuk mindful, kerjakan dengan penuh perhatian. Jika Anda sedang mengosongkan tempolong atau membersihkan toilet, jan- gan merasa Anda mengerjakan ini sebagai bentuk ber- murah hati untuk orang lain. Ada Dhamma di saat men- gosongkan tempolong. Jangan berpikir Anda berpraktek hanya ketika sedang duduk-hening, dengan kaki-bersila. Beberapa dari Anda mengeluh tidak punya cukup waktu untuk bermeditasi. Apakah cukup waktu untuk berna- pas? Inilah waktunya bermeditasi, penuh perhatian dan
36 Meditation
alamiah pada apa saja yang sedang Anda lakukan.
T:Apa yang dapat saya lakukan pada keragu-raguan? Beber- apa hari lalu saya diganggu dengan perasaan ragu-ragu akan praktek atau proses latihan yang saya jalani, atau- pun kepada guru.
J:Ragu-ragu adalah hal yang alami dan wajar. Setiap orang memulai dengan keragu-raguan. Anda dapat belajar ban- yak sekali darinya. Apa yang penting adalah jangan sam- pai mengidentifikasi diri Anda dengan keragu-raguan itu. Itulah, jangan terperangkap didalamnya. Ini akan menjerumuskan pikiran pada lingkaran tak-berakhir. Malah sebaliknya, perhatikan keseluruhan proses dari keragu-raguan, dari rasa keingin-tahuan. Lihatlah siapa itu yang ragu-ragu. Lihatlah bagaimana perasaan ragu- ragu ini datang dan pergi. Dengan begitu Anda tidak akan terus-menerus dijadikan korban oleh keragu-raguan anda. Anda akan melangkah keluar darinya dan pikiran akan tenang-diam. Lihatlah bagaimana segala sesuatu da- tang dan berlalu. Cukup biarkan itu semua berlalu tanpa melekat padanya. Biarkan berlalu segala keragu-raguan Anda dan cukup perhatikan saja. Inilah caranya untuk mengakhiri keragu-raguan.
T:Apa komentar guru mengenai praktek meditasi yang lain? Dewasa ini kelihatannya banyak sekali guru meditasi dan juga sistem meditasi yang berbeda-beda, yang mana hal ini bisa membingungkan.
Meditation 37
J:Seperti halnya masuk ke sebuah kota. Seseorang dapat mengambil jalan dari arah utara, tenggara, dari banyak jalan menuju kota. Sering sistem-sistem meditasi ini kelihatannya berbeda secara permukaan. Apakah Anda berjalan di jalan ini atau itu, cepat atau lambat, jika Anda penuh perhatian-sadar, maka semua adalah sama. Satu point yang sangat esensial, dimana semua cara berprak- tek yang benar, akhirnya pasti kembali pada ‘Jangan me- lekat!’. Di akhir jalan, semua sistem meditasi hanyalah dibiarkan berlalu, dilepas. Tidak ada seorang pun yang melekat pada gurunya. Bila sebuah sistem menuntun pada pelepasan untuk tidak melekat (berpegang teguh) pada apapun, maka itu adalah praktek yang benar.
Anda boleh saja pergi berkeliling, mengunjungi guru yang bermacam-macam dan mencoba sistem lainnya. Beberapa dari Anda bahkan sudah melakukannya. Ini adalah keinginan yang alami saja. Akan Anda dapati bahwa semua pertanyaan yang diajukan dan bahkan pengetahuan dari beraneka sistem tersebut tidak akan menuntun Anda pada kebenaran. Akhirnya Anda akan bosan dan capek sendirinya. Anda dapati hanya dengan berhenti dan memeriksa pikiranmulah, Anda dapat men- emukan apa yang disabdakan oleh Buddha. Tidak perlu pergi mencarinya diluar dari diri anda. Pada akhirnya Anda harus kembali kepada wajah sejatimu sendiri. Disi- nilah dimana Dhamma dapat dipahami.
38 Meditation
T:Saya masih memiliki banyak sekali pemikiran-pemikiran (thought). Pikiran seringkali mengembara walaupun saya telah berusaha tetap sadar dan penuh perhatian.
J:Jangan khawatir. Cobalah untuk menjaga pikiran pada saat ini, sekarang, disini. Apapun yang muncul dalam pikiran, amatilah. Biarkan ia berlalu. Jangan pernah ber- pikir untuk menyingkirkan semua pemikiran-pemikiran ini. Kemudian pikiran akan tiba pada keadaannya yang alami. Tidak ada diskriminasi baik dan buruk, rasa panas dan dingin, cepat atau lambat. Tidak ada aku maupun kamu, tidak ada apa yang sebut ‘diri’ ini, hanya begini inilah yang ada. Saat Anda berkeliling ber-pindapatta*, tidak perlu melakukan sesuatu yang spesial. Cukup jalan dan lihatlah apa ini. Tidak perlu melulu mesti mengas- ingkan diri. Apapun itu, kenalilah dirimu sendiri den- gan alami dan terus amati. Bila muncul keragu-raguan, amatilah ketika ia muncul dan berlalu, sangat sederhana. JANGAN BERSANDAR pada apapun.
Ini seperti Anda berjalan-jalan di trotoar. Anda akan men- emui halangan-halangan. Ketika Anda menjumpai keko- toran-batin, cukup lihat saja dan hadapilah kekotoran tersebut dengan membiarkannya berlalu. Jangan berpi- kir mengenai halangan yang sudah lewat, atau mengkha- watirkan halangan-halangan yang belum datang. Tetap tinggal pada momen saat ini. Jangan pedulikan seberapa lama perjalanan yang harus ditempuh atau jauhnya tu- juan. Segala sesuatu terus berubah. Apapun yang Anda temui, jangan melekat padanya. Pada akhirnya pikiran
Meditation 39
akan mencapai keseimbangan alaminya dimana praktek pun berjalan dengan otomatis. Semuanya datang dan pergi dengan sendirinya.
T:Anda katakan Samatha (konsentrasi) dan Vipassana (wawasan-kebijaksanaan) adalah sama. Dapatkah Anda terangkan lebih lanjut?
J:Ini sederhana. Konsentrasi (samatha) dan Wawasan-kebi- jaksanaan (vipassana) bekerja bersama-sama. Mula-mula pikiran menjadi hening dengan memusatkan diri pada satu obyek meditasi. Pikiran bisa diam jika Anda duduk dengan mata terpejam. Inilah samatha dan akhirnya dasar yang diperoleh (dari samatha) ini adalah kondisi bagi timbulnya wisdom, kebijaksanaan dan vipassana. Pikiran demikian hening, apakah Anda duduk dengan mata terpejam atau ketika Anda berkeliling dengan bus kota. Seperti inilah ia. Dulu Anda seorang anak kecil. Kini Anda seorang dewasa. Apakah anak kecil dan orang dewasa adalah orang yang sama? Anda bisa katakan ia sama, namun bila dilihat dari sisi yang berbeda, Anda juga bisa katakan ia berbeda. Demikian juga, samatha dan vipassana dapat dilihat secara berbeda. Sama juga halnya makanan dengan tahi. Makanan dan tahi bisa dikatakan sama dan mereka juga bisa dikatakan berbeda. Jangan hanya percaya dengan apa yang saya ucapkan, praktekkanlah dan lihatlah ke dalam dirimu sendiri. Tidak diperlukan hal-hal yang spesial. Jika Anda periksa bagaimana konsentrasi dan kebijaksanaan muncul, Anda akan tahu kebenaran (truth) bagi diri Anda sendiri. De-
40 Meditation
wasa ini banyak orang melekat pada kata-kata. Mereka menyebut latihan mereka vipassana. Samatha kelihatan- nya dikesampingkan. Atau mereka menyebutnya latihan samatha. Adalah penting latihan samatha sebelum vipas- sana, itulah yang mereka katakan. Semua ini tolol, lucu. Jangan rancu dengan berpikir demikian. Sederhananya, latihanlah yang sungguh-sungguh maka Anda akan me- lihatnya sendiri.
T:Saya dapati rasa mengantuk sungguh mengganggu, membuat saya susah sekali untuk bermeditasi.
J:Banyak cara untuk menangani rasa ngantuk. Jika Anda duduk ditempat gelap, pindahlah ke tempat terang. Buka mata anda. Bangun dan cuci muka, atau pergi mandi. Jika tetap ngantuk, ubahlah posisi meditasi anda. Berja- lan yang banyak. Bila belum juga, tetap berdiri, jernihkan pikiran dan bayangkan hari sedang siang. Atau duduklah dipinggir jurang yang tinggi atau pinggir sumur yang dalam, Anda pasti tidak akan berani tertidur! J Jika masih juga, pergilah tidur. Berbaringlah dengan waspada dan cobalah tetap sadar hingga saat-saat terakhir Anda jatuh tertidur. Begitu sadar, langsung bangun. Jangan melihat-lihat jam berapa sekarang atau berguling-guling malas. Mulailah penuh perhatian-sadar seketika diri ini terjaga!
Bila Anda selalu ngantuk setiap hari, cobalah makan sedikit saja. Periksa diri anda, rasakan sendiri. Sesegera setelah makan lima sendok sudah membuat Anda ken-
Meditation 41
yang. Berhentilah! Minumlah air putih hingga cukup kenyang. Pergi dan duduk meditasi. Amati rasa ngantuk dan lapar itu. Anda harus belajar seimbangkan makanan anda. Secara alami latihan Anda akan terasa lebih energik dan cukup dengan makan sedikit. Aturlah sendiri kebu- tuhan dirimu.
T:Saya sudah bermeditasi bertahun-tahun hingga saat ini. Pikiran sudah lapang dan damai hampir di segala situ- asi. Sekarang saya ingin coba mundur-balik, pendalaman latihan konsentrasi atau kekhusukan pikiran yang lebih jauh.
J:Ini baik. Inilah manfaat dari latihan mental. Jika Anda memiliki kebijaksanaan, Anda tidak akan tergantung pada pencapaian konsentrasi pikiran. Ini sama halnya menginginkan duduk bermeditasi untuk waktu yang lama. Ini bagus sekali untuk melatih diri, tapi sungguh, praktek tidak terpaku pada postur atau posisi. Ini soal melatih, melihat langsung ke dalam pikiran. Inilah ke- bijaksanaan. Ketika Anda memeriksa dan mengamati pikiran ini, maka kebijaksanaan Anda akan memberi tahu batasan-batasan konsentrasi, atau membaca buku. Jika Anda sudah berpraktek dan mengerti ketidak-melekatan, Anda bisa balik pada buku-buku. Ini seperti hidangan penutup yang lezat. Buku-buku akan membantu Anda gimana caranya untuk mengajarkan, menjelaskan pada yang lain. Atau Anda dapat kembali melatih kekhusukan meditatif. Anda sudah punya kebijaksanaan sebagai alat pengingat untuk tidak melekat pada apapun.
Dapat mendengarkan Dhamma merupakan berkah utama dan salah satu aspek dalam mempraktekkan Dham- ma. Ketika mendengarkan Dhamma, doronglah diri anda, arahkan batin-tubuh ini pada kekhusukan meditatif, Sama- dhi. Di jaman Sang Buddha, murid-murid Nya mendengar- kan Dhamma dalam keadaan samadhi guna memahami apa yang disampaikan Sang Buddha, tidak sedikit dari mereka yang akhirnya benar-benar dapat merealisasikan1 Dhamma selagi mereka duduk, mendengarkan.
1 Merealisasikan Dhamma, maksudnya: mencapai pencerahan – ed.
Meditation
Tempat ini sudah baik dan cocok untuk berlatih meditasi. Saya telah menginap disini beberapa malam dan saya merasa bahwa ini adalah tempat yang penting. Pada level eksternal, di sini sudahlah tenang dan damai; sisanya tinggal urusan in- ternal, yakni: apa yang ada di dalam batin dan pikiran anda. Untuk itu, saya minta Anda semua mengerahkan usaha un- tuk berkonsentrasi, namun janganlah jengkel apabila pikiran ini hanya bisa damai untuk beberapa saat saja.
Mengapa Anda datang kemari untuk berlatih medita- si? Sebabnya karena pikiran dan batin Anda belumlah bisa mengerti hal-hal yang seharusnya dipahami. Dengan kata lain, Anda belum memahaminya sesuai dengan kebenaran, sebagaimana adanya sesuatu atau apa itu sesungguhnya. Mana yang benar dan mana yang salah? Apa itu yang mem- bawa penderitaan bagi Anda dan apa yang menyebabkan kebimbangan Anda? Jadi pertama-tama Anda kemari un- tuk membuat diri Anda tenang. Alasan Anda datang kemari guna mengembangkan ketenangan dan pengendalian diri adalah karena batin dan pikiran Anda belumlah tenteram. Batin Anda tidak tenang, kacau, tak terkendali; banyak ke- bimbangan dan kegelisahan. Itulah mengapa Anda berusaha ke sini hari ini, maka dari itu: Anda musti meneguhkan ba- tin buat mendengarkan Dhamma.
Saya minta Anda berkonsentrasi, dengarkan dengan pe- nuh perhatian apa yang akan saya sampaikan. Saya minta ijin berbicara agak lugas karena memang begitulah gaya karakter saya. Namun, kendatipun saya berbicara dengan tegas dan keras, sesungguhnya saya melakukan ini dengan penuh metta
Meditation
(cinta kasih), — terhadap Anda semua. Saya mohon maaf apabila apa yang saya sampaikan ada yang membuat Anda tak nyaman, ini hanya karena perbedaan budaya antara Thai- land dengan negeri Barat saja. Sebenarnya, berbicara sedikit galak itu barangkali justru akan bermanfaat: guna memicu orang-orang untuk tetap mendengarkan; karena kalau tidak, mungkin mereka jadi ngantuk atau acuh tak acuh, tanpa mengerti sesuatu pun; mereka cenderung sibuk dengan dir- inya sendiri dan bermalas-malasan.
Dalam praktek, meskipun kelihatannya terdapat banyak cara, sesungguhnya hanya ada satu. Seperti pohon buah, da- pat saja kita memperoleh buah dalam waktu yang singkat dengan mencangkok, tetapi pohonnya tidak akan bertahan lama, tak bisa awet. Cara lain adalah menanam bibitnya, menyuburkan dan merawatnya, dengan begitu pohon yang tumbuh akan benar-benar kuat dan awet sekali. Praktek ber- jalan persis dengan kebenaran ini.
Pada masa awal-awal praktek, saya pun punya masalah untuk memahami ini. Saat dimana saya tidak mengetahui apa itu sesuatu (sesungguhnya), sebagaimana adanya, saya dapati duduk bermeditasi sungguh merupakan penderitaan, pernah hingga meneteskan air mata dalam banyak kesempa- tan. Dalam beberapa segi, saya kadang mengarahkan terlalu keras, pada waktu lain kurang keras, tidak pernah menemu- kan level yang “pas”. Untuk berpraktek di jalan kedamaian ini, berarti bukanlah terlalu keras pun tidak terlalu kendur, pokoknya: yang pas (just right). Saya dapat melihat banyak dari Anda yang kemari sangat bingung akan hal ini. Ada
Meditation
beragam orang yang berpraktek dengan cara yang berbeda- beda pula, dan mereka telah belajar dari banyak guru. Dan ketika Anda datang kemari untuk berpraktek bersama, hal itu menimbulkan banyak kebimbangan. Guru yang ini ber- kata Anda harus berpraktek seperti ini, guru yang itu men- gajarkan harus begitu, guru lainnya mengatakan lain lagi dan seterusnya. Anda duduk disini dalam konflik-batin dan menjadi gelisah, tanpa mengetahui metode mana yang harus digunakan, tanpa mengerti substansi berpraktek yang ses- ungguhnya; hanya menghasilkan kebingungan. Ada banyak sekali guru-guru dan juga ajaran-ajaran, tidak ada yang tahu mana yang sebaiknya dipakai guna membawa keharmonisan dalam praktek bersama. Akibatnya hanyalah kebimbangan dan ketidakmenentuan di sepanjang waktu.
Jadi berusahalah untuk tidak berpikir terlalu banyak. Jika Anda berpikir, lakukanlah dengan kesadaran (awareness). Pertama Anda perlu membuat pikiran Anda tenang. Ketika “yang mengetahui” hadir di situ, tak perlu lagi berpikir2. Ke- awas-an akan muncul tepat di situ, dan ini bakal menjadi kebijaksanaan (panna). -- Bentuk-bentuk pemikiran biasa bukanlah panna, itu cuma pikiran mengembara tanpa tu- juan, akhirnya hanya menghasilkan kegelisahan.
2. Where there is knowing, there is no need to think: knowing atau sifat “mengetahui” maksudnya adalah kesadaran (awareness) kita. Istilah lain yang kadang juga digunakan adalah: keawasan, perhatian murni, sati, “Ia yang mengetahui”, mindfulness, dsb. – ed.
Meditation
Jadi pada tahap ini, cobalah untuk tidak berpikir. Di rumah, tidakkah Anda sudah berpikir banyak sekali? Itu hanya mengacaukan batin ini. Anda perlu mengembang- kan “yang mengetahui” (the knowing) disini. Pikiran yang obsesif bahkan bisa membuat Anda menangis. Cobalah!, larut tenggelam dalam rentetan pemikiran-pemikiran yang terdelusi. Ini bukanlah kebenaran (truth), bukan panna. Sang Buddha adalah orang yang sangat bijaksana: beliau belajar bagaimana cara menghentikan pemikiran (how to stop thinking). Dengan cara yang sama, kita semua prak- tek disini guna menghentikan pemikiran; maka duduklah dengan tenang. Awalnya haruslah tenang dulu, bila yang ada hanya pemikiran-pemikiran maka panna tidak akan muncul, -- tak ada Dhamma disitu. Segala yang timbul (pemikiran- pemikiran), akan segera berkembang biak terus-menerus. Jika pikiran sudah kalem, tiada perlu lagilah untuk berpikir; kebijaksanaan pun akan muncul dengan sendirinya di situ. Selama Anda masih berpikir, panna tidak akan muncul. Be- gitu pikiran kalem dan mengendap, ke-awas-an akan muncul dalam ketenangan tersebut. Ia akan berisi keduanya: pemikiran dan kebijaksanaan berpasangan3. Apabila pikiran tak bisa ka- lem, maka tiada panna di situ, hanya pemikiran-pemikiran belaka dan berakibat kegelisahan.
Dalam MEDITASI untuk menenangkan pikiran, jan- ganlah berpikir terlalu banyak. Pokoknya bertekad bahwa: sekarang lah saatnya melatih pikiran, tidak ada lainnya. Jan-
3. Once you are calm, awareness will arise from within tht calm, and it will contain both thinking and panna as a pair
Meditation
gan biarkan pikiran melenceng ke kiri atau kanan, ke depan atau belakang, tersandung ke atas atau terpeleset ke bawah.
Anda tidak mengerjakan hal lain kecuali mempraktekkan ana- panasati (perhatian penuh pada napas). -- Letakkan perhatian Anda pada atas kepala, lalu perlahan-lahan turun ke bawah, melalui badan hingga ke ujung kaki, dan kembali ke ubun- ubun kepala. Sapu-kan kesadaran turun melewati sekujur bagian tubuh, amati, gunakan panna. Beginilah caranya hingga Anda mendapatkan pemahaman awal akan sifat tu- buh ini...
Selanjutnya, mulailah bermeditasi. Pahami bahwa: tugas Anda saat ini semata-mata hanya mengamati: napas masuk, napas keluar. Jangan memaksa napas lebih panjang atau leb- ih pendek dari normalnya, cukup biarkan ia berjalan dengan nyaman. Jangan memberi tekanan apapun pada-nya, cukup biarkan napas mengalir seimbang, lepaskan segala sesuatunya sejalan dengan tiap napas-masuk dan napas-keluar...
Perlu dipahami bahwa Anda sedang: berpraktek sembari melepas – membiarkan segala sesuatunya berlalu (letting go); -- namun harus selalu ada ke-awas-an disitu. Anda harus tetap menjaga kesadaran (awareness) ini selagi Anda membi- arkan napas masuk dan keluar dengan senyaman mungkin. Tak perlu memaksa ataupun mengendalikannya, cukup biar- kan napas mengalir dengan enteng dan alamiah. Peliharalah pemikiran bahwa pada saat ini: tidak ada tugas atau urusan lain apapun yang perlu dikerjakan. -- Pemikiran-pemikiran seperti: apa yang akan terjadi, apa yang akan saya ketahui, apa yang akan saya jumpai, mungkin saja muncul selama duduk.
Meditation
Tapi begitu mereka muncul, sekedar biarkanlah buah-buah pikir tersebut berakhir dengan sendirinya. Tidak ada sesuatu pun yang perlu dikerjakan dengannya.
Selama duduk bermeditasi, tidak perlu memperhatikan sensasi-sensasi atau perasaan-perasaan yang muncul. Begitu pikiran ditimpa oleh rasa4 , begitu timbul perasaan atau sen- sasi di dalam pikiran, sekedar: lepaskanlah -- biarkan itu ber- lalu. Entah itu baik atau buruk tidaklah penting. Saat ini bukan urusan Anda untuk berbuat sesuatu terhadap hal-hal tersebut, biarkan itu semua berlalu dan kembalikan fokus perhatian pada napas. Tetap pelihara ke-awas-an pada na- pas, napas masuk dan napas keluar. Jangan menciptakan penderitaan dikarenakan napas sepertinya terlalu dangkal atau terlalu dalam. Hanya amati saja, tanpa mencoba untuk mengendalikan ataupun menahannya dengan cara apapun. Dengan kata lain, jangan melekat! Sekali Anda memahami ini, dan membiarkan napas berlangsung sebagaimana mesti- nya, secara alami maka pikiran pun akan mengendap tenang. Sembari Anda teruskan, berangsur-angsur pikiran akan merelakan lepas segala sesuatunya dan beristirahat. Napas pun kian halus dan semakin halus hingga akhirnya begitu lembut sehingga seolah-olah berhenti. Baik tubuh maupun
4. Rasa (sensation, Pali: vedana): istilah “rasa” atau “perasaan” ini maksud- nya BUKAN suasana hati [gembira, sedih, marah, iri, murung dlsb.] tapi adalah sekedar berupa: rasa menyenangkan, tidak menyenangkan, atau netral -- respon otomatis yang mengikuti kesan mental [sekejab timbul begitu pikiran kita kontak dengan obyek] – ed.
Meditation
pikiran terasa enteng, semua rasa capek hilang, yang tersisa hanyalah satu titik saja yaitu “mengetahui”. Pikiran telah mencapai keadaan-tenang (state of calm)...
Jikalau pikiran sangat gelisah, kembangkanlah sati (per- hatian-penuh). Tarik napas dalam-dalam hingga tiada ruang buat menampung udara lagi, lalu lepaskan hingga habis tak bersisa. Ulangi, tarik napas dalam-dalam hingga penuh, ke- mudian hembuskan habis. Lakukan ini tiga kali. Tegakkan konsentrasi dan pikiran pun akan jadi lebih kalem. -- Apabila ada lagi impresi perasaan yang timbul serta membuat pikiran gelisah, ulangilah proses diatas. Hal ini dapat dipakai baik ketika meditasi duduk maupun jalan. Bila sedang bermedi- tasi jalan dan pikiran Anda kacau, terganggu, berhentilah, bawa perhatian Anda hingga titik tenang dan kembalikan ke- sadaran mengetahui (sense of knowing) hingga pikiran fokus pada obyek meditasi, barulah kemudian lanjutkan berjalan. Tidak ada perbedaan antara meditasi duduk dan jalan, hanya istilah dan posturnya yang berbeda.
Kadang-kadang terjadi ketidakmenentuan, Anda bu- tuh sati di sini, jadilah “Ia yang Mengetahui” (the one who knows), terus ikuti dan periksa pikiran yang gelisah ini, apa- pun wujudnya... Inilah manfaat sati, menjaga dan melind- ungi pikiran, pikiran pun menjadi the one who knows. Dalam menjaga pikiran dengan keawasan -- apapun kondisi yang muncul didalamnya -- Anda harus pertahankan ‘kesadaran yang mengetahui’ ini dan jangan lalai atau lupa.
Itulah perihal sati, mengurus dan mengawasi pikiran.
Meditation
Sekali pikiran menyatu dengan sati, maka bakalan ada sejenis kesadaran tertentu yang selalu hadir. Begitu pikiran mampu mengembangkan ketenangan, ia bakal terus dibawah pen- gawasan ketenangan itu, seperti seekor ayam yang dikurung dalam kandang. Begitu masuk ke dalam kandang, ia tak dapat lagi keluyuran keluar, namun ia masih dapat jalan- jalan di dalam batas kandang. Jalan mondar-mandir tidak membawa kerugian yang besar karena ayamnya berjalan di dalam kandang. Ke-awas-an yang hadir saat pikiran tenang dan mempunyai sati, bukanlah sesuatu yang dapat membuat Anda gelisah. Berarti: kapan saja ada pemikiran (thinking) atau berbagai bentuk sensasi, musti berlangsung dalam keadaan- tenang ini, dengan demikian takkan mengakibatkan gangguan ataupun kekacauan.
Beberapa orang tidak ingin mengalami sensasi-sensasi atau buah-buah pikir sama sekali, tapi ini justru namanya berlebihan. Sensasi-sensasi dan perasaan tetap muncul di dalam keadaan-tenang. Pikiran mengalami perasaan-peras- aan dan ketenangan bersama-sama, tanpa terganggu. Ketika pikiran tenang seperti ini, kecil kemungkinan timbul kon- sekuensi yang berbahaya. Yang perlu diperhatikan adalah saat ketika ayam keluar dari kandangnya. Misal, ketika Anda sedang memperhatikan napas yang masuk-keluar, kemudian lupa diri. Membiarkan pikiran mengembara lepas dari na- pas, (menuju) pulang ke rumah, ke toko-toko atau pelbagai tempat berbeda atau pun mengerjakan beragam hal. Mung- kin setengah jam pun berlalu sebelum tiba-tiba sadar dan mulai memaki diri Anda sendiri dikarenakan lemahnya ke- sadaran (sati). Inilah dimana Anda harus sangat berhati-hati.
Meditation
Ini penting sekali karena begitu ayam lepas dari kandangnya -- berarti pikiran keluar dari landasan ketenangannya.
Anda harus menjaga untuk tetap memelihara “kesadaran mengetahui” (the knowing) ini dengan sati dan selalu menarik balik pikiran Anda. Meskipun saya katakan “menarik kem- bali” pikiran Anda, sesungguhnya tidak perlu ditarik karena ia sebenarnya tidak kemana-mana. Sebenarnya ini hanyalah obyek kesadaran itu sendiri yang telah berubah. Anda harus membuat pikiran tetap tinggal disini, saat ini. Sungguh, ia memang sudah selalu ada disini dan selama ada sati, maka akan ada kehadiran pikiran. Anda membayangkan mena- riknya kembali, padahal sebenarnya ia tidak pernah pergi ke- mana-mana. Itu hanya suatu perubahan yang terjadi dalam pikiran itu sendiri. Anda mengamati bahwa pikiran pergi ke- mana-mana, namun sebenarnya ia tidak pergi kemanapun. Perubahan ini terjadi persis pada tempat yang sama. Saat sati ini diperoleh kembali, dalam sekejap Anda kembali ada ber- sama pikiran Anda, tanpa ia balik dari manapun. Terdapat ke-awas-an tepat persis di tempat yang sama. Pahamilah hal ini seperti demikian.
Ketika ada “kesadaran-mengetahui” yang utuh, sadar- tahu terus menerus dan tanpa putus di sepanjang dan setiap saat, dikatakan inilah kehadiran pikiran (presence of mind)5 . Bila perhatian menyimpang dari napas pergi ke tempat lain, maka kesadaran yang mengetahui (knowing) ini terputus.
5. Kehadiran pikiran: pikiran disini merujuk ke pikiran tulen (true mind)
– ed.
10 Meditation
Kapan saja selama ada awareness pada napas, maka pikiran pun ada disana. Demikianlah kita bicara tentang karakteris- tik dari pikiran. Memang seperti inilah pikiran itu.
Musti selalu ada sati dan sampajanna. Sati adalah perha- tian-penuh (mindfulness) dan sampajanna adalah kesadaran- yang-mengetahui dengan jelas. Sekarang juga, sadarilah na- pas Anda dengan jelas. Melatih ini akan membangkitkan sati dan sampajanna secara bersama-sama. Mereka berbagi tugas. Bila Anda memiliki sati dan sampajanna, hal ini ibarat dua pekerja yang mengangkat dan memikul papan-papan kayu secara bersamaan. Misal ada dua orang yang harus meng- gotong papan yang berat dan pekerjaan ini begitu beratnya hingga hampir tidak tertanggungkan, namun lalu ada ses- eorang yang hatinya penuh metta (cinta-kasih) melihat dan segera berlari membantu mereka. Beginilah ketika terdapat sati dan sampajanna, lalu panna pun akan muncul di situ un- tuk membantu, dan ketiga-tiganya bakal saling menyokong satu sama lain.
Ketika panna datang menyokong, akan ada pemahaman akan obyek-obyek mental. Misalnya, tatkala Anda sedang duduk meditasi dan kualitas-kualitas sati, sampajanna, dan panna semua hadir dalam pikiran, begitu obyek mental dia- lami, ini segera bakal menyulut munculnya perasaan-peras- aan dan mood. Barangkali Anda mulai terpikir akan seorang teman, maka tentu seketika muncul jawaban, ‘Gak masalah, tak usah dipikirin’, ‘Stop’, ‘Lupakan saja’. Atau bila buah- buah pikirnya tentang kemana Anda akan pergi besok, maka jawabannya, ‘Saya nggak tertarik, saya tidak mau merisau-
Meditation 11
kan hal-hal itu’. Mungkin saja Anda mulai berpikir tentang orang lain, dan dijawab, ‘Tidak, saya tidak mau ikut terlibat’, ‘Saya tak mau berurusan dengan orang lain’, ‘Biarkan saja itu berlalu!’, ‘Itu semua toh belum tentu dan memang tiada pernah pasti’...
Selama bermeditasi, begitulah caranya menghadapi pel- bagai fenomena, dengan memahami bahwa ‘ini tidak pasti’, ‘ini tidak pasti’, begitulah cara Anda memelihara kesadaran- yang-mengetahui (knowing). Anda harus lepas merelakan se- mua pemikiran itu, ocehan mental dan segala keragu-raguan. Jangan terlibat dengan hal-hal ini selama bermeditasi. Bila itu sungguh-sungguh berakhir, maka yang tersisa hanyalah sati, sampajanna dan panna dalam bentuknya yang paling murni. - - Manakala ketiga kualitas ini melemah, maka beragam ke- bimbangan pun muncul kembali, tapi segera tinggalkanlah
– sekedar sisakan: sati-sampajanna-panna. Usahakan pelihara sati sepenuhnya, habis-habisan dan terus berpraktek sedemi- kian sepanjang waktu. Hingga saatnya Anda akan mengerti mana yang sati, mana yang disebut sampajanna dan mana yang panna. Hasilnya, Anda akan mengerti inilah dia sama- dhi (konsentrasi-penuh), dan Anda akan memahami semua ini sepenuhnya secara lengkap dan utuh.
Sewaktu memfokuskan perhatian di situ, Anda akan menjumpai sati, sampajanna, samadhi dan panna saling bek- erja sama (put together). Ketika mengalami obyek-obyek men- tal dari luar, andaipun mereka sangat memikat, maka Anda tetap bisa berkata, ‘Ini tidaklah pasti’ (“It’s not sure”). Atau bila menjengkelkan dan Anda ingin segera mengusirnya, ka-
12 Meditation
takan lagi ‘Ini tidak pasti’... Yang manapun juga, mereka itu hanyalah halangan-mental (nivarana) dan ini semua harus disapu bersih dari pikiran. Yang boleh tinggal hanyalah sati (perhatian-penuh), sampajanna (kesadaran atau pemahaman yang jelas), samadhi (pikiran yang kokoh tak bergeming), dan panna, pengetahuan menyeluruh yang sesuai dengan kebenaran. Yah, begitulah seharusnya itu semua dipahami. Hanya sejauh inilah semua yang perlu saya katakan tentang proses bekerja-nya meditasi.
Melanjutkan pembicaraan tadi -- yang mana semuanya adalah tentang perangkat atau alat-alat dalam bermeditasi -- maka sebaiknya Anda juga memiliki metta dalam batin dan pikiran. Kualitas kemurahan hati, hati yang bajik, longgar, pemaaf dan penolong -- peganglah ini semua sebagai fondasi kemurnian mental Anda. Sebagai contoh, Anda bisa mulai dengan melonggarkan lobha (sikap mementingkan diri send- iri) melalui latihan ber-dana. Dana itu berarti: memberi.
Apabila seseorang itu egois, mereka tidak bisa merasa tenteram, yang selanjutnya membawa pada pelbagai ketidaknyamanan.
Konyolnya: orang-orang cenderung sangat mementingkan diri sendiri tanpa menyadari akibat buruknya bagi mereka sendiri.
Anda dapat mengalami hal tersebut kapan saja. Coba amati, khususnya apabila Anda sedang lapar. Misal Anda mendapat dua buah apel, dan ada kesempatan untuk berbagi dengan seorang teman; Anda menimbang-nimbang bebera- pa saat, dan, memang, niat untuk memberi itu jelas ada, tapi Anda hanya ingin memberikan apel yang lebih kecil. Untuk
Meditation 13
memberikan apel yang besar, yaa..., oh sayang sekali! Sulit buat berpikir langsung. Anda mengijinkannya, “Silakan am- bil satu”. Namun kemudian Anda bilang, “Ini, ambillah...” dan menyodorkan apel yang lebih kecil. Ini satu bentuk ke- egois-an yang orang-orang jarang sekali memperhatikan. Pernahkah Anda berlaku demikian?
Dalam ber-dana Anda memang musti bergerak melawan arus. Meskipun saat itu Anda ingin memberikan bagian yang kecil, Anda harus paksa diri sendiri untuk memberikan apel yang besar. Dan tentu saja, begitu Anda berhasil memberi- kannya pada rekan tersebut, Oh! Betapa nyaman batin ini...
–- Melatih batin untuk melawan-arus sungguh butuhkan disiplin- pribadi -- Anda harus tahu bagaimana memberi dan mere- lakan, tidak membiarkan sifat-mementingkan-diri-sendiri bercokol. Begitu Anda telah belajar bagaimana memberi dan berbagi dengan orang lain, pikiran Anda akan ringan dan nyaman. Bila Anda masih tak tahu bagaimana memberi, masih ragu-ragu buah mana yang harus diberikan, pikiran jadi susah; dan meskipun Anda kemudian memberi bagian yang lebih besar, bakal masih ada rasa sesal... Namun bila dengan segera Anda tegas memutuskan: memberi yang besar, maka masalah pun sekejab berlalu, selesai. Inilah caramela- wan watak sendiri dengan benar.
Dengan berlaku demikian, berarti Anda menang: berhas- il menguasai diri sendiri. Sebaliknya: kalau Anda tak dapat melakukannya, itu seperti Anda telah dikalahkan oleh diri Anda sendiri dan akan terus menjadi egois. Kita semua per- nah berperilaku egois -- inilah kilesa (kekotoran-batin) yang
14 Meditation
perlu dipotong. Dalam kitab-kitab Pali, praktik memberi disebut ber-dana, yang akan membawa kebahagiaan pada orang lain, dan untuk membantu proses pemurnian pikiran dari kekotoran batin. Anda harus merenungkan hal ini serta mengembangkannya dalam praktik.
Anda mungkin berpikir latihan demikian ini seperti membuat susah diri sendiri, tapi itu tidaklah benar. Lebih tepatnya adalah: Anda membuat susah si tanha6 dan kile- sa7 . Jika kilesa muncul, Anda mesti berbuat sesuatu untuk menyembuhkannya. Kilesa itu seperti seekor kucing nyasar. Jika Anda memberinya makan sebanyak yang ia mau, ia bakal terus menerus datang untuk meminta lebih lagi. Suatu hari jika ia mencakar dan Anda tidak memberinya lagi makan, ia masih akan muncul sambil mengeong, dan Anda tetap tidak memberinya makan satu atau dua hari berikutnya, maka ia tak akan datang lagi. Sama halnya dengan aneka ragam kilesa. Kalau Anda berhenti memberi mereka makan, mereka tidak akan datang mengganggu Anda lagi; mereka bakal membiar- kan pikiran tinggal dalam damai. Jadi daripada membiarkan
6.Tanha (craving): kehausan psikologis, kecanduan, ketergila-gilaan yang subtil; nafsu kemauan/keinginan yang bodoh karena pikiran ini tidak ter- latih, kelirutahu, menyangka bahwa pelbagai hal (obyek-obyek pikiran tsb.) bisa sungguh memuaskan, abadi, dan solid -- ed.
7.Kilesa: ketika ia tidak mewujud, ketika pasif/dormant, ia berupa ko- toran batin (defilements); dalam bentuk aktifnya ia mewujud berupa gangguan emosional/emosi yang teraduk/affliksi – ed.
Meditation 15
diri Anda takut pada kilesa, buatlah mereka yang takut pada Anda; caranya dengan melihat Dhamma dalam batin Anda di sini dan saat ini juga.
Dimanakah letaknya Buddha-Dhamma? Ada di dalam pemahaman dan penyadaran akan apa saja yang berlangsung dalam pikiran ini. Setiap orang mampu untuk mengetahui, semua orang dapat memahaminya. Buddha-Dhamma tid- aklah berada di dalam buku, tidak perlu mengerjakan ses- uatu yang hebat, studi dan baca yang banyak sekali. Cukup lihat ke dalam diri Anda sekarang juga, Anda akan mengerti apa yang saya bicarakan ini. Setiap orang dapat melihatnya karena ia terletak tepat di batin semua orang. Setiap orang pasti punya kilesa, ya kan? Bila Anda dapat melihatnya, maka Anda dapat memahaminya. Dahulu, Anda sudah memberi kekotoran-batin ini makan dan memeliharanya, sekarang Anda harus mengenalinya dan tidak mengijinkan mereka datang membuat susah diri Anda lagi.
Unsur pokok berikutnya dalam praktik adalah menjaga sila (moralitas). Sila akan melindungi praktik dan memeliha- ranya ibaratnya seperti ibu dan ayah yang merawat anaknya. Menjaga sila maksudnya tidak hanya berarti menghindari untuk melukai orang lain (makhluk lain) tapi lebih jauh juga: membantu dan melindungi mereka. Minimal, Anda harus menjaga lima sila (Pancasila), yakni:
1.Tak hanya tidak membunuh atau sengaja merugikan makhluk lain, namun juga menebarkan niat-bajik terhadap seluruh makhluk.
16 Meditation
2.Jujur, menahan diri dari penyalahgunaan hak-hak makhluk lain -- dengan kata lain: tidak mencuri.
3.Dengan sadar tidak berlebihan dalam menjalin hubungan seks. Dalam kehidupan berumah-tangga, berlaku struktur keluarga dimana terdapat seorang suami dan seorang istri. Jika Anda tahu rasa-cukup (moderation), maka Anda dapat menjalankan praktik Dhamma. Sekedar kenalilah siapa suamimu atau sia- pa istrimu. Mengenal cukup, tidak berlebihan dalam jumlah aktivitas seks, tahu batas dan tidak mengum- bar sesuka hati. Sering orang-orang tidak tahu batas, mungkin satu suami tidak cukup, maka mereka punya kedua atau ketiga. Menurut hemat saya, dengan satu pasangan pun Anda tidak bakal bisa total memuaskan mereka sepenuhnya meski dengan cara apapun, jadi memiliki dua atau tiga pasangan adalah cuma men- gumbar nafsu kasar. Dalam hal ini, Anda mesti coba membersihkan pikiran Anda dan melatihnya agar tahu rasa-cukup. Hidup bersahaja adalah kemurnian sejati; tanpanya maka takkan ada batas dalam berperi- laku. Apabila Anda diberi sejumlah makanan lezat, jangan larut terlalu jauh pada rasanya yang enak, ke- nalilah perut Anda dan seberapa banyak makanan yang pantas dibutuhkan. Jika makan berlebihan, hal itu dapat mengganggu, untuk itu tahulah hidup ber- sahaja. Tahu cukup adalah jalan yang terbaik, cukup dengan satu pasangan saja; dengan dua atau tiga pas- angan malah akan menyebabkan ribut dan kacau.
Meditation 17
4.Berbicara jujur. Ini juga sebuah alat untuk mencer- abut kilesa. Seseorang mustilah lurus, jujur dan tu- lus.
5.Menahan diri dari meminum minuman keras atau mengkonsumsi narkoba. Anda harus bisa mengenda- likan diri dan lebih baik tinggalkan semua itu. Orang itu toh sudah di-mabuk-kan oleh keluarga mereka, saudara dan teman, harta benda, kekayaan dan apa saja. Rasanya cukuplah sudah, jangan diperparah lagi dengan mengkonsumsi minuman keras atau narkoba. Hal itu hanya akan membuat pikiran ini gelap. Jelas, orang yang menjualnya tidak mengerti dan tidak peduli. Andalah yang musti melihatnya sendiri. Se- seorang yang minum dalam jumlah banyak, berusa- halah untuk menguranginya berangsur, dan akhirnya dapat meninggalkan semua itu secara total. Barang- kali saya perlu meminta maaf, namun saya berbicara seperti ini, sesungguhnya adalah demi kebaikan Anda sendiri, agar Anda mengerti dan sadar mana hal yang bermanfaat. Anda perlu mengerti bagaimana keadaan yang sebenarnya. Seperti misal sekarang Anda tinggal di sini, hal apakah itu yang sedang menekan anda? Perbuatan-perbuatan apa yang menyebabkan tekanan (stress) ini muncul? Berbuat baik akan memberikan hasil yang baik dan berbuat buruk akan membuahkan akibat yang buruk. Inilah penyebabnya. Inilah yang saya ingin Anda pahami. Sekali lagi saya meminta maaf, saya sungguh tak ingin berbicara begini, tapi sebagai murid Sang Buddha, saya HARUS melaku-
18 Meditation
kannya! Semua yang telah saya katakan di sini adalah untuk memberikan perangkat guna membantu dan mendukung Anda dalam berpraktek.
Begitu sila ini murni, akan memunculkan kualitas-kuali- tas: kejujuran serta kebaikan hati terhadap sesama, dan hal ini akan membawa kepuasan hati, bebas dari rasa khawatir dan penyesalan. Bebas dari rasa menyesal adalah salah satu wujud kebahagiaan, rasanya hampir seperti hidup di alam surga. Anda makan dan tidur dengan nyaman diliputi keba- hagiaan yang terbit dari sila. Inilah prinsip praktik Dharma - - mengendalikan diri dari tindakan-tindakan buruk sehingga kebajikan pun terbit. Apabila sila dijaga dengan cara demiki- an, kejahatan akan hilang dan timbul kebaikan. Inilah hasil dari praktek yang benar.
Namun ini belumlah akhir ceritanya. Begitu orang sudah memperoleh kebahagiaan, mereka cenderung jadi lalai, tidak lagi menjalankan praktiknya lebih lanjut; mereka terpaku pada kebahagiaan. Mereka tidak melanjutkan praktek, man- deg, lebih tertarik pada kebahagiaan ‘surgawi’ ini. Memang menyenangkan hidup seperti itu, tetapi tidak ada pengertian tulen di situ. Anda harus terus merenungkan hal ini dan jan- gan terdelusi. Renungkan lagi dan lagi rapuhnya dari keba- hagiaan ini. Ia tidak pasti; takkan berlangsung selamanya. Tak terlalu lama Anda bakal berpisah dengan kebahagiaan ini. Ini sungguh tidak pasti. Begitu kebahagiaan ini pergi, maka penderitaanlah yang muncul, dan orang mulai me- nangis lagi. Bahkan para ‘dewa’ dan ‘dewi’ pun akan berakhir dengan tangis dan penderitaan. Untuk itulah, Sang Bud-
Meditation 19
dha memberitahu agar tetap terus merenungi guna melihat kekurangan ini, bahwa masih terdapat sisi tidak memuaskan dari kebahagiaan ini. Namun demikian, selama orang-orang mengalami kebahagiaan ini, mereka cenderung tidak bisa sungguh-sungguh mengerti. Kedamaian ini seolah-olah ny- ata dan pasti, terselimuti oleh kebahagiaan yang mengecoh, dan menghalangi orang untuk bisa melihat aspek pender- itaan di balik itu.
Kebahagiaan tersebut bukanlah kedamaian yang pasti dan abadi, tapi malah merupakan salah satu bentuk dari kile- sa. Ini bentuk halus dari kilesa yang mana setiap orang akan terpikat di dalamnya. Semua orang senang akan bahagia. Padahal, kebahagiaan itu timbul justru karena kita sedang terpikat. Begitu sifat memikatnya itu hilang, maka pender- itaan pun muncul. Di sinilah orang harus merenungkannya, melihat bahwa itu tidak pasti dan segala keterbatasannya. Begitu hal-hal berubah, penderitaan muncul dan hal ini pun juga tidak pasti, akan berlalu. Jangan menganggap bahwa ini adalah pasti dan aman. Inilah yang disebut Adinavakatha, perenungan akan sifat tidak memuaskan dan keterbatasan dari segala yang berkondisi (sankhara). Ini berarti memeriksa dan merenungkan kebahagiaan, bukan sekedar terima men- tah-mentah begitu saja. Memahaminya sebagai sesuatu yang tidak pasti, jangan kita melekat kuat padanya. Kita cukup memegang dan kemudian membiarkannya berlalu, lebih baik daripada menggenggamnya dengan erat. Lihatlah sisi man- faat dan sisi kerugian yang terkandung dalam kebahagiaan. Memahami meditasi berarti bersedia mengakui aspek cacat yang terkandung dalam kebahagiaan ini. Renungkanlah. Saat
20 Meditation
kebahagiaan hadir di situ, amatilah dengan tuntas dan men- dalam hingga kekurangan-kekurangan tadi nampak dengan jelas. Inilah kualitas khusus dari seseorang yang menjalankan praktik meditasi.
Begitu seseorang mampu melihat bahwa segala hal itu tak sempurna, tak mampu untuk sungguh-sungguh memuaskan (dukkha), maka hati dan pikiran akan mengerti Nekkha- makatha -- batin yang merefleksi mentas meninggalkan ke- gairahan-nafsu, seiring dengannya pikiran pun menjadi eng- gan, bakal mencari jalan untuk lepas darinya. Keengganan akan datang setelah menyaksikan bagaimanakah sesungguh- nya dunia-wujud, bagaimana sejatinya hakekat suara, hakekat sifat bau-bauan, hakekat pengecapan, hakekat cinta dan ben- ci. Timbul rasa-enggan, yang berarti: mengindikasikan tiada hasrat lebih jauh untuk menempel atau melekat pada aneka fenomena lagi. Mundur teratur dari kemelekatan (upadana) sampai titik dimana Anda bisa tinggal dengan nyaman, men- gamatinya dengan tenang-seimbang tanpa lengket ataupun menggenggam. Inilah kedamaian yang lahir dari praktek.
Sekarang, saya ingin menanyakan praktik anda. Anda su- dah bermeditasi di sini, namun di dalam benak anda, apakah Anda sudah yakin atau percaya pada praktek Anda sendiri? Dewasa ini bermacam-macam orang mengajarkan meditasi, termasuk para bhikkhu pun umat awam. Untuk itu saya takut Anda penuh keragu-raguan atas praktek seperti ini. Sung- guh tidak ada yang lebih hebat atau lebih tinggi dibanding ajaran Sang Buddha yang mana sedang Anda praktekkan di sini. Bila Anda mengerti dengan jelas, Anda dapat membuat
Meditation 21
pikiran dan batin ini damai dan tidak bergejolak.
Dalam usaha Anda membuat pikiran ini tenang, yang dikenal dengan sebutan samadhi bhavana atau meditasi, Anda tentunya telah mengamati bahwa pikiran ini berubah-ubah. Beberapa hari Anda duduk bermeditasi, pikiran dengan cepat sekali menjadi tenang. Saat lain ketika duduk, entah kenapa pikiran tidak bisa tenang, terus menerus bergumul, berusaha cari jalan keluar hingga akhirnya bisa juga. Beberapa hari pikiran ini baik-tenang, pada hari lainnya tidak terlalu baik. Keadaan pikiran memperlihatkan dirinya pada kita untuk dipahami. Anda harus mengerti bahwa jalan mulia berunsur delapan datang bersama-sama dalam sila-samadhi-panna dan tidak ada yang lain. Seperti Anda bermeditasi barusan, Anda membawa sila-samadhi-panna pada tempatnya. Dengan kata lain Anda memberi kondisi munculnya Sang Jalan dengan cara langsung.
Ketika duduk bermeditasi, sebaiknya memejamkan mata, karena ini mendorong Anda untuk dapat mengenali pikiran Anda sendiri, jangan melihat-lihat berbagai macam hal. Lihatlah ke dalam pikiranmu sendiri. Kalau Anda tutup mata, perhatian akan diarahkan ke dalam dan ini akan meng- hasilkan banyak ragam pengetahuan — yang tidak pernah kita lihat selama ini. Saat Anda duduk bermeditasi dengan mata terpejam, sadari napas dengan sejelas mungkin. Seo- lah-olah tidak ada hal lain yang lebih penting dibandingkan napas. Kita katakan sadar sepenuhnya ke dalam, mengikuti napas dan seiring dengannya Anda akan kenali tempat dima- na sati, ‘yang mengetahui’ dan kesadaran datang bersamaan.
22 Meditation
Kapan saja faktor-faktor ini menjadi harmonis. Anda dapat melihat napas, perasaan yang dialami, pikiran dan obyeknya berlangsung sedemikian adanya. Akhirnya Anda akan tahu titik fokal dimana samadhi hadir, tempat dimana kesemua faktor-faktor ini bersatu.
Ketika Anda bermeditasi, letakkan perhatian sepenuhnya pada napas dan bayangkan diri Anda sedang duduk disini sendiri tanpa ada orang lain maupun hal lainnya. Tekankan perhatian pada perasaan ini bahwa Anda sedang duduk sendiri dan tumbuh-kembangkan hingga pikiran tidak menghiraukan hal-hal diluar lagi sepenuhnya. Cukup sadar pada napas yang masuk dan keluar, abaikan segala hal dilu- ar. Jangan biarkan diri Anda mulai keluyuran memikirkan tentang orang lain, siapa yang duduk disebelah sini? Siapa yang di situ? Kapansaja pikiran memunculkan tanda-tanda kegelisahan, jangan meladeninya. Lebih baik buang mereka jauh-jauh dan jangan diurusi lagi. Tidak ada seorang pun disekeliling saya, kecuali diri ini. Lanjutkan hingga semua persepsi-persepsi dan ingatan yang beraneka macam muncul dan berlalu. Anda tidak lagi bertanya-tanya tentang orang ataupun keadaan di sekitar Anda diluar diri. Kemudian Anda dapat menempatkan perhatian semata-mata pada setiap ta- rikan dan hembusan napas. Biarkan napas berjalan dengan alami, janganlah memaksanya lebih panjang atau lebih pen- dek, lebih kuat atau lebih lemah dari biasanya. Biarkan ia berlangsung dengan normal dan mantap. Duduk dan ama- tilah napas yang masuk dan keluar.
Saat pikiran sudah tidak memperdulikan lagi hal-hal
Meditation 23
yang terjadi di luar, pikiran tidak akan terlalu terpengaruh lagi oleh suara-suara lalu lintas atau bunyi lainnya. Bagaim- anapun kondisi-kondisi diluar, suara-suara atau apapun juga tidak akan menjadi sumber gangguan lagi, karena pikiran su- dah tidak lagi memberikan perhatian penting untuk hal-hal tersebut. Pikiran sudah begitu terpusat dan terkonsentrasi pada napas.
Jika pikiran ini terganggu oleh aneka macam hal, dan susah bagi Anda untuk berkonsentrasi, tariklah napas dalam- dalam hingga tidak ada lagi ruang untuk menampung udara didalamnya. Kemudian hembuskan napas hingga tak bersi- sa. Ulangilah tiga kali dan pusatkan kembali pikiran kepada ‘yang-Mengetahui’ (the Knowing). Setelah Anda menguatkan kembali konsentrasi, adalah normal bagi pikiran menjadi tenang beberapa saat kemudian kembali gelisah dan bingung lagi. Untuk itu kokohkan kembali pikiran dengan menarik sebuah napas dalam-dalam, kemudian hembuskan hingga terbuang sempurna. Isilah paru-paru untuk menampung udara lagi beberapa saat dan setelah itu bawa pikiran kembali pada napas, kokohkan lagi sati pada napas yang masuk dan terus pelihara ke-awas-an dengan cara demikian ini.
Sudah tentu diperlukan usaha dan banyak latihan duduk sehingga Anda dapat cukup terampil untuk membiarkan dunia luar berlalu, serta tenang tak terganggu. Obyek-obyek dan suasana luar sudah tidak dapat menggoyangkan pikiran ini lagi. Ketika tidak ada lagi hal-hal yang berkenaan dengan itu semua, Anda akan dapat mengawasi pikiran yang diwu- judkan dengan adanya suatu sensasi di ujung hidung, ditam-
24 Meditation
bah lagi bersamaan dengan napas akan muncul suatu obyek pikiran, hadir di situ. Sati tidak lagi bergejolak dan terus mengawasi napas tanpa kesulitan yang berarti. Bila pikiran ini tenang, napas berangsur-angsur lembut dan semakin ha- lus. Obyek dari pikiran pun menjadi lebih halus, pikiran dan tubuh ini terasa lebih ringan dan segala fenomena-keadaan diluar pergi-berlalu. Pikiran akan terus mengawasi hal-hal didalamnya -- segala yang dirasakan tubuh atau apapun yang muncul dalam pikiran, dari saat ke saat.
Sejak itu, ‘Kesadaran-yang-Mengetahui’ akan beralih dari hal-hal luar ke-dalam pikiran, dan fokus terhadapnya. Saat kesadaran muncul dari dalam bersamaan dengan itu, peliharalah ke-awas-an di situ. Akan Anda dapati napas yang masuk dan keluar dengan sangat jelas. Sati menjadi jelas, segala aktivitas mental terlihat dengan lebih jelas. Pada ti- tik ini, Anda akan mengerti bagaimana sila, samadhi dan panna datang bersama-sama, inilah yang disebut bersatunya jalan. Saat penyatuan ini berlangsung, pikiran terbebas dari segala perasaan gelisah dan bingung. Pikiran menjadi begitu manunggalnya, inilah yang disebut dengan samadhi. Ketika Anda mengawasi hanya satu titik, yaitu napas, bersamaan dengannya akan ada pemahaman dan kesadaran yang jelas, sebagai hasil dari mempertahankan sati terus-menerus. Ber- samaan dengan kesadaran pada napas yang semakin jelas, sati semakin kuat dan pikiran menjadi lebih peka, lebih sadar akan berbagai macam hal. Anda dapati pikiran mengawasi semua ini bersama-sama hingga pikiran sebegitu manunggal- nya, kesadaran mengarah ke dalam [saat ini, di sini]. Dunia luar berangsur-angsur lenyap dari pikiran. Pikiran tidak lagi
Meditation 25
mengurus apapun juga hal-hal yang di luar sana. Ibaratnya Anda telah kembali pulang ke ‘rumah’ Anda dimana segala sesuatunya mewujud jadi satu unit lengkap dan kompak. Ada rasa senang dan puas disana. Kesadaran (awareness) terbebas dari hal-hal diluar dan hanya tinggal bersama napas. Setelah satu periode waktu, keawasan ini pun bersatu dengan napas, napas jadi kian amat lembut, sampai akhirnya sensasi akan napas pun menghilang dengan sendirinya. Anda boleh ka- takan bahwa kesadaran akan napas tidak ada lagi, atau napas itu sendiri lenyap, dan muncul ke-awas-an yang lebih dalam, jenis yang berbeda dari sebelumnya.
Bisa jadi, Anda hanya duduk di situ dan kelihatannya tidak ada lagi napas. Sebenarnya napas masih tetap ada di situ, tapi ia menjadi semakin halus hingga nampaknya seo- lah-olah tidak ada. Ini karena pikiran sudah sangat-sangat halus, kesadaran sangat tajam. Yang tersisa hanyalah ‘yang- Mengetahui’ ini. Meskipun napas telah hilang, yang masih hadir hanyalah pengetahuan bahwa napas itu sudah tak ada. Jadi sekarang apa yang harus diambil sebagai obyek medi- tasi? Ambillah ‘yang-Mengetahui’ ini sendiri sebagai obyek untuk melanjutkan meditasi, pengetahuan bahwa tak ada lagi napas. Anda boleh mengatakan bahwa: suatu kesadaran- yang-mengatahui khusus telah terbentuk.
Pada titik ini, Anda mungkin memiliki keragu-raguan karena ada hal-hal yang tak diharapkan muncul dengan sendirinya, termasuk nimitta. Dapat bermacam-macam jen- isnya, baik bentuk maupun suara. Jika nimitta ini timbul -- beberapa orang mengalaminya, beberapa tidak -- pahamilah
26 Meditation
ia sebagaimana mestinya sesuai dengan kebenaran (truth). Jangan bingung atau membiarkan diri Anda geger.
Pada tahap ini, seharusnyalah menjaga konsentrasi den- gan penuh kewaspadaan, kuatkan sati dengan kemampuan dan usaha terbaik anda. Anda dapat saja takut ketika men- dapati bahwa tidak ada lagi napas di situ, karena Anda sudah terbiasa ada napas di sana. Ketika nampaknya napas telah hi- lang, Anda menjadi panik dan takut kalau-kalau Anda akan mati. Di sini Anda harus mempunyai pemahaman bahwa adalah wajar terjadi hal seperti ini. Amatilah bahwa tidak ada napas, terima saja dan ambillah kesadaran akan tiadanya napas sebagai obyek bagi ‘yang-Mengetahui’ ini. Dikatakan bahwa inilah tahap paling stabil dari samadhi, dengan satu obyek pikiran yang kokoh tak tergoyahkan. Begitu samadhi mencapai tahap ini, banyak hal-hal aneh dan tidak umum bisa dialami pikiran. Tubuh terasa sangat ringan atau bahkan hilang. Atau mungkin Anda rasanya melayang di udara den- gan perasaan tanpa bobot sama sekali. Dan dimana saja, saat Anda melihat atau menjadi sadar, tidak ada apa-apa yang terjadi. Seolah-olah Anda sedang berada di udara dan tidak yakin kalau-kalau tubuh sedang duduk disini. Inilah emp- tiness (kosong) sempurna, lengkap dan seluruh pengalaman ini terasa agak aneh, asing bagi Anda.
Mengerti dan pahamilah bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Buatlah perasaan ini kalem dan tenang, ban- gun rasa kokoh-aman dalam batin. Karena sekali pikiran ini terpusat dan terkonsentrasi, tidak ada obyek dan suasana apapun yang dapat menembus ke dalamnya. Anda dapat
Meditation 27
tinggal diam seperti ini untuk waktu yang lama sekali, tanpa merasakan sakit ataupun taknyaman selama bermeditasi.
Manakala latihan samadhi telah mencapai level demikian ini, Anda bisa masuk ataupun keluar [dari keadaan samadhi mendalam ini] sekehendak hati. Dan boleh dibilang, Anda meninggalkannya dengan nyaman dan santai, bukan karena perasaan malas, lemah atau lelah. Anda meninggalkannya karena memang waktunya perlu untuk keluar dari kondisi samadhi tersebut. Kalau Anda duduk dan memasuki samadhi seperti ini dalam waktu 30 menit atau satu jam saja, maka hati serta pikiran akan menjadi sejuk dan kalem hingga ber- hari-hari. Hasilnya: pikiran menjadi sangat murni, apapun yang dialaminya akan diambil dan dikontemplasikan.
Samadhi itu berfungsi untuk menenangkan dan mengh- eningkan. Samadhi, sila, dan panna itu masing-masing punya fungsinya sendiri-sendiri. Dalam meditasi kita memfokuskan perhatian pada karakteristik-karakteristik ini yang kemudian saling kait-mengkait membentuk lingkaran. Begitulah sila, samadhi, panna tampil bersama di dalam pikiran. Begitu pikiran telah mulai tenang, maka dengan tampilnya panna dan kekuatan samadhi, disitu akan muncul keteguhan serta kendali dengan sendirinya. Enerji muncul dari ketenangan dan pemurnian pikiran, dan enerji tersebut akan menduku- ng hingga membuat sila semakin murni. Berikutnya hal ini akan kian menyokong samadhi, meningkatkan kwalitas sa- madhi yang sudah ada, dan berkembangnya samadhi akan mengembangkan serta mendukung panna. Semua itu kait mengkait dan saling mendukung. Pada puncaknya akan
28 Meditation
timbullah magga, Jalan, yaitu sintesa dari ketiga unsur ini. Sila, samadhi, dan panna yang bekerja bersama-sama den- gan lancar serta konsisten akan membentuk satu kesatuan, dan Anda musti menjaga enerji ini. Inilah enerji yang mem- bangkitkan vipassana (pengetahuan kebijkasanaan/insight). Dan pada tingkatan ini, begitu panna telah bangkit, ia bakal menyediakan enerji dari dirinya sendiri secara mandiri, terlepas dari pikiran ini sedang tenang atau tidak. Apabila pikiran ini sedang tenang, ia tida melekat dan bila sedang tidak-tenang, ia pun juga tidak melekat. Bisa membiarkan segala kerisauannya berlalu dan pikiran pun akan menjadi sangt enteng dan nyaman kendati Anda mengalami sesuatu yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. -- Demikianlah pikiran ini menjadi tenteram dan damai.
Juga sangat penting, adalah selalu memperhatikan bahwa: karena pikiran ini belum cukup bijak, maka biasanya begitu meditasi formal selesai, sehabis bangkit dari duduk, Anda sering melupakan semuanya, tidak lagi sensitif atau meng- kontemplasikan praktik yang seharusnya musti terus dilan- jutkan [di kehidupan sehari-hari, di luar duduk-formal]. Ke- tika Anda keluar dari samadhi, Anda dapat menyadari dengan baik dan selanjutnya bertindak-tanduk sewajarnya. Namun demikian, haruslah tetap ada ‘kesadaran-yang-mengetahui’ di situ -- sati yang terus menerus serta seimbang. Jadi Anda bermeditasi bukan hanya ketika dalam posisi duduk saja, sa- madhi itu berarti: membuat pikiran terpusat dengan kokoh. Selagi berjalan, Anda harus membuat pikiran ini tenang dan diam, dan pelihara-jaga pikiran yang diam ini dengan kon- sisten dalam segala aktivitas. Milikilah sati dan sampajanna
Meditation 29
sepanjang waktu. Tidak hanya ketika sedang duduk, tapi saat berjalan, di dalam mobil atau di mana saja, bila mata melihat sesuatu bentuk atau telinga mendengar suatu bunyi, Anda harus menjaga ‘yang-Mengetahui’ ini. Bila ada rasa terpikat atau rasa penolakan terhadap sesuatu dalam pikiran, seke- tika itu juga tegakkan dan jaga ‘yang-tahu’ ini pada keadaan- keadaan mental seperti itu. Mereka semua adalah tidak kekal, pikiran akan tinggal diam dan ‘normal’ dengan sendirinya.
Begitu pikiran sudah tenang, renungkanlah obyek pikiran. Renungkanlah keseluruhan dari bentuk-bentuk ini, tubuh dan pikiran, lakukan ini sepanjang waktu.Tidak hanya ketika sedang duduk tapi ketika di rumah atau sedang bek- erja, di segala keadaan. Terus-menerus renungkan apa yang sedang dialami tubuh dan pikiran. Cukup dengan melihat pohon yang dikelilingi oleh rerontokan daun ketika jalan- jalan, ini juga petunjuk ketidakpermanenan, anicca. Kita ini sama dengan daun-daun berguguran, begitu usia sudah lanjut, kita menjadi berkerut, lemah dan mati. Semua orang sama. Ini disebut meningkatkan pikiran ke level vipassana, merenungkan segala sesuatu terus menerus. Sati akan terpe- lihara dengan mantap dan terus-menerus baik ketika sedang berdiri, berjalan, duduk ataupun berbaring. Ketika Anda mengikuti dan memeriksa pikiran dengan rapat di sepanjang waktu, ini dinamakan mempraktekkan meditasi dengan cara yang benar.
Bermeditasi disini, sekarang jam 7 malam. Kita sudah duduk dan bermeditasi selama sejam dan sekarang berhenti. Barangkali pikiran ini ikut berhenti juga, sesudah itu tidak
30 Meditation
merenungkan apapun lagi. Ini adalah cara yang salah dalam berpraktek. Ketika Anda selesai tadi, yang berhenti itu han- yalah perkumpulan dan meditasi formal bersamanya, tapi ‘yang-Mengetahui’ ini harusnya masih terus bekerja, secara rata dan tanpa putus.
Sering saya katakan, bahwa bila Anda tidak berpraktek secara kontinyu, itu seperti tetesan-tetesan air, karena sati tidak mengalir lancar. Didalam praktik itu tidak ada hal lain yang menjalankannya selain pikiran ini, bukan tubuh yang mengerjakannya. Pikiranlah, ia yang bekerja, yang berprak- tek. Bila Anda sungguh mengerti hal ini, akan Anda dapati tidak lagi perlu harus duduk bermeditasi (formal), pikiran sudah mengenali samadhi. Adalah pikiran yang mengerjakan praktek ini, Anda musti memahami ini.
Begitu mengerti hal ini, Anda seharusnya mengembang- kan dan memelihara ‘knowing’ sepanjang waktu, baik ketika sedang berdiri, berjalan, duduk atau berbaring. Mungkin masih seperti air yang menetes, belum berupa aliran yang terus-menerus. Praktiklah dengan sati, praktik kontinyu hingga ‘knowing’ ini bagaikan aliran air yang terus menerus. Sati akan hadir setiap saat dan sejalan dengan itu: bakal ada ‘knowing’ yang terus-menerus akan obyek-obyek pikiran. Dengan memiliki sati, pengendalian dan ketenangan yang kontinyu dan mantap, berarti Anda akan mengetahui hal-hal yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat ketika muncul dalam pikiran. Atau kapan pikiran tenang dan terganggu. Jika Anda latih pikiran ini, dimanapun Anda berada akan jadi demikian ini dan meditasi Anda pun akan berkembang
Meditation 31
dengan cepat dan sangat baik.
Jangan salah mengerti. Dewasa ini orang-orang men- jalankan retret vipassana selama 3 hari atau seminggu, tanpa berbicara ataupun mengerjakan hal-hal lainnya. Selama 10 hari atau dua minggu, mereka menjaga tetap diam dan kemu- dian selesai. Setelah retret selesai, mereka berpikir, ‘Ahh, saya sudah menjalankan “vipassana”, dan sudah tahu semuanya itu’. Kemudian mereka pergi ke pesta-pesta, hiburan malam, disko dan berfoya-foya sesuka hati. Ketika mereka berperi- laku demikian, maka apa yang terjadi? Takkan ada apapun lagi yang tersisa dari retret. Mereka pergi dan melakukan serangkaian hal-hal bodoh yang mengacaukan dan meng- ganggu pikiran, menghabiskan segala-galanya. Setelah itu ta- hun depannya, mereka kembali dan menjalankan retret lagi selama 7 hari, dua minggu atau sebulan. Lagi-lagi sesegera retret usai, mereka balik ke hiburan malam, dugem, disko, berpesta pora dan mabuk-mabukan. Demikian ini bukan- lah praktek. Ini bukanlah patipada, jalan menuju lenyapnya penderitaan.
Anda perlu berusaha meninggalkannya. Pikirkanlah efek- efek membahayakan yang datang dari tabiat Anda, bahaya dari mabuk-mabukan dan pergi ke bar-bar. Lihatlah bahaya yang dibawa hal-hal ini hingga ia jelas sepenuhnya. Kemu- dian mungkin saja bagi Anda menarik diri dari semua itu, dengan demikian mencapai kedamaian. Untuk memperoleh kedamaian, seseorang terlebih dulu dapat melihat kerugian dari hal-hal negatif ini dan inilah cara yang benar untuk ber- praktek. Jika Anda retret selama 7 hari dimana tidak berbic-
32 Meditation
ara kepada siapapun, tapi kemudian lalu pergi ngobrol dan bersenang-senang, bersuka-ria selama 7 bulan. Bagaimana Anda bisa memperoleh nilai yang nyata dan berarti, hasil dari latihan berdiam-diri selama 7 hari?
Saya akan mendorong Anda semua, para perumah tang- ga baik pria maupun wanita, semua yang bijaksana, untuk mengerti hal ini. Cobalah untuk latihan secara konsisten. Lihatlah bahaya dari hal-hal yang merugikan di atas, lalu usahakanlah latihan yang mantap dan berkesinambungan, hanya ini. Maka ada jalan untuk mengakhiri kilesa ini. Tetapi pola dengan berdiam-diri selama 7 hari, tidak bermain, lalu kemudian dibarengi dengan empat atau lima bulan bermain- main -- tanpa ada pengendalian diri ataupun ketenangan -- berarti segala yang diperoleh dari latihan akan lenyap, tanpa bersisa sama sekali. Seperti ketika Anda bekerja selama satu hari dan memperoleh upah 20 pound, kemudian pergi dan habiskan 30 pound pada hari yang sama, dimanakah uang hasil dari bekerja seharian? Itu semua akan habis.
Ini adalah semacam peringatan dan saya meminta maaf pada Anda sekalian. Saya harus membicarakan hal ini supaya hal-hal yang salah menjadi jelas bagi Anda semua, lalu Anda meninggalkannya. Datang kemari untuk berpraktek, Anda bisa katakan adalah untuk melindungi diri dari melakukan hal-hal yang buruk di masa depan. Apa maksudnya melaku- kan hal yang salah? Artinya melakukan sesuatu yang mem- bawa pada kegelisahan dan penderitaan, tidak ada kebaikan dalam pikiran dan tidak ada kedamaian di sana. Memang seperti itu. Bila Anda berpraktek selama seminggu tanpa ber-
Meditation 33
bicara, lalu kemudian menuruti hawa nafsu selama beberapa waktu, bagaimanapun terus terang, Anda tidak akan mem- peroleh apapun dari hasil latihan selama seminggu itu. Ban- yak pusat-pusat meditasi seperti ini. Sungguh Anda perlu membawa hidup Anda pada pengendalian dan ketenangan yang terus-menerus.
Selama bermeditasi, Anda harus penuh perhatian terus- menerus, seperti ketika Anda menanam sebatang pohon. Bila Anda menanamnya di suatu tempat, 3 hari kemudian mencabutnya lalu menanamnya di tempat lain. Setelah 3 hari berikutnya, Anda mengambilnya lagi dan menanamnya pada tempat yang berbeda. Pohon itu pasti akan mati tanpa menghasilkan sesuatu pun. Sama halnya dengan meditasi, ia tidak akan berbuah. Renungkanlah ini dalam diri anda. Co- balah setelah Anda pulang ke rumah. Tanamlah sebatang po- hon di satu tempat selama beberapa hari lalu ambil. Tanam kembali ia pada tempat lainnya, lalu cabut kembali. Pohon tersebut akan mati. Ini sama dengan Anda bermeditasi se- lama retret satu minggu. Setelah itu selesai, Anda bersenang- senang selama tujuh bulan, membiarkan pikiran menjadi ternoda. Kemudian bermeditasi lagi selama tujuh hari, tanpa berbicara dan menjaga diri, kemudian melupakan semua itu lagi. Seperti pohon, akan mati tanpa meninggalkan sesuatu pun. Pohon tidak tumbuh, meditasi Anda tidak berkembang. Saya tegaskan, berpraktek seperti ini tidak akan menghasil- kan apapun. Buktikan sendiri! Pulang, tanamlah sebatang pohon muda, setelah beberapa hari ambil pohon itu. Saya pikir ia pasti sudah mati, tapi coba buktikan ini pada diri Anda sendiri. Mengertikah anda?
34 Meditation
Saya bukannya suka bicara seperti ini, tapi ini karena saya sungguh prihatin akan Anda semua sehingga tak dapat lain: saya musti bicara secara keras. Ketika Anda melakukan hal- hal yang salah, saya mau tak mau harus mengingatkan Anda, tapi itu karena saya prihatin akan anda semua. Betapapun, mungkin beberapa orang merasa tidak nyaman dan berpikir saya pastilah sedang mengata-ngatai mereka. Sungguh, itu bukan omelan, tetapi untuk bantu menunjukkan mana kes- alahan-kesalahan agar Anda ketahui dan mengerti. Beberapa orang berpikir, ‘Luang Por’ sukanya mengkritik kita, tapi bukanlah seperti itu. Untuk sekali dalam waktu yang sudah lama sekali, saya bisa datang dan berceramah seperti ini. Bi- lamana saya berbicara seperti ini setiap hari, Anda pastilah marah. Tapi sungguh, bukanlah diri Anda yang marah, tapi hanya kilesa yang marah. Untuk itu hari ini saya cukupkan sampai disini.
Meditation 35
T:Apakah disarankan membaca banyak buku atau menda- lami kitab suci terlebih dulu sebagai bagian dari prak- tek?
J:Dhamma Sang Buddha tidaklah ditemukan dalam buku- buku. Jika Anda sungguh-sungguh melihat ke dalam diri sendiri sebagaimana yang dikatakan Buddha, tidak perlu susah-susah mencarinya di dalam buku. Cukup lihatlah ke dalam pikiran Anda sendiri. Periksalah untuk meli- hat bagaimana perasaan datang dan pergi, bagaimana pemikiran-pemikiran datang dan berlalu. Jangan mele- kat pada apapun. Cukup penuh perhatian pada apa saja yang muncul untuk dilihat. Inilah jalan kebenaran dari Sang Buddha. Alamiah! Segala sesuatu yang Anda ker- jakan dalam hidup Anda sehari-hari disini adalah kes- empatan untuk berpraktek. Ini semua Dhamma. Ketika mengerjakan tugas-tugas anda, cobalah untuk mindful, kerjakan dengan penuh perhatian. Jika Anda sedang mengosongkan tempolong atau membersihkan toilet, jan- gan merasa Anda mengerjakan ini sebagai bentuk ber- murah hati untuk orang lain. Ada Dhamma di saat men- gosongkan tempolong. Jangan berpikir Anda berpraktek hanya ketika sedang duduk-hening, dengan kaki-bersila. Beberapa dari Anda mengeluh tidak punya cukup waktu untuk bermeditasi. Apakah cukup waktu untuk berna- pas? Inilah waktunya bermeditasi, penuh perhatian dan
36 Meditation
alamiah pada apa saja yang sedang Anda lakukan.
T:Apa yang dapat saya lakukan pada keragu-raguan? Beber- apa hari lalu saya diganggu dengan perasaan ragu-ragu akan praktek atau proses latihan yang saya jalani, atau- pun kepada guru.
J:Ragu-ragu adalah hal yang alami dan wajar. Setiap orang memulai dengan keragu-raguan. Anda dapat belajar ban- yak sekali darinya. Apa yang penting adalah jangan sam- pai mengidentifikasi diri Anda dengan keragu-raguan itu. Itulah, jangan terperangkap didalamnya. Ini akan menjerumuskan pikiran pada lingkaran tak-berakhir. Malah sebaliknya, perhatikan keseluruhan proses dari keragu-raguan, dari rasa keingin-tahuan. Lihatlah siapa itu yang ragu-ragu. Lihatlah bagaimana perasaan ragu- ragu ini datang dan pergi. Dengan begitu Anda tidak akan terus-menerus dijadikan korban oleh keragu-raguan anda. Anda akan melangkah keluar darinya dan pikiran akan tenang-diam. Lihatlah bagaimana segala sesuatu da- tang dan berlalu. Cukup biarkan itu semua berlalu tanpa melekat padanya. Biarkan berlalu segala keragu-raguan Anda dan cukup perhatikan saja. Inilah caranya untuk mengakhiri keragu-raguan.
T:Apa komentar guru mengenai praktek meditasi yang lain? Dewasa ini kelihatannya banyak sekali guru meditasi dan juga sistem meditasi yang berbeda-beda, yang mana hal ini bisa membingungkan.
Meditation 37
J:Seperti halnya masuk ke sebuah kota. Seseorang dapat mengambil jalan dari arah utara, tenggara, dari banyak jalan menuju kota. Sering sistem-sistem meditasi ini kelihatannya berbeda secara permukaan. Apakah Anda berjalan di jalan ini atau itu, cepat atau lambat, jika Anda penuh perhatian-sadar, maka semua adalah sama. Satu point yang sangat esensial, dimana semua cara berprak- tek yang benar, akhirnya pasti kembali pada ‘Jangan me- lekat!’. Di akhir jalan, semua sistem meditasi hanyalah dibiarkan berlalu, dilepas. Tidak ada seorang pun yang melekat pada gurunya. Bila sebuah sistem menuntun pada pelepasan untuk tidak melekat (berpegang teguh) pada apapun, maka itu adalah praktek yang benar.
Anda boleh saja pergi berkeliling, mengunjungi guru yang bermacam-macam dan mencoba sistem lainnya. Beberapa dari Anda bahkan sudah melakukannya. Ini adalah keinginan yang alami saja. Akan Anda dapati bahwa semua pertanyaan yang diajukan dan bahkan pengetahuan dari beraneka sistem tersebut tidak akan menuntun Anda pada kebenaran. Akhirnya Anda akan bosan dan capek sendirinya. Anda dapati hanya dengan berhenti dan memeriksa pikiranmulah, Anda dapat men- emukan apa yang disabdakan oleh Buddha. Tidak perlu pergi mencarinya diluar dari diri anda. Pada akhirnya Anda harus kembali kepada wajah sejatimu sendiri. Disi- nilah dimana Dhamma dapat dipahami.
38 Meditation
T:Saya masih memiliki banyak sekali pemikiran-pemikiran (thought). Pikiran seringkali mengembara walaupun saya telah berusaha tetap sadar dan penuh perhatian.
J:Jangan khawatir. Cobalah untuk menjaga pikiran pada saat ini, sekarang, disini. Apapun yang muncul dalam pikiran, amatilah. Biarkan ia berlalu. Jangan pernah ber- pikir untuk menyingkirkan semua pemikiran-pemikiran ini. Kemudian pikiran akan tiba pada keadaannya yang alami. Tidak ada diskriminasi baik dan buruk, rasa panas dan dingin, cepat atau lambat. Tidak ada aku maupun kamu, tidak ada apa yang sebut ‘diri’ ini, hanya begini inilah yang ada. Saat Anda berkeliling ber-pindapatta*, tidak perlu melakukan sesuatu yang spesial. Cukup jalan dan lihatlah apa ini. Tidak perlu melulu mesti mengas- ingkan diri. Apapun itu, kenalilah dirimu sendiri den- gan alami dan terus amati. Bila muncul keragu-raguan, amatilah ketika ia muncul dan berlalu, sangat sederhana. JANGAN BERSANDAR pada apapun.
Ini seperti Anda berjalan-jalan di trotoar. Anda akan men- emui halangan-halangan. Ketika Anda menjumpai keko- toran-batin, cukup lihat saja dan hadapilah kekotoran tersebut dengan membiarkannya berlalu. Jangan berpi- kir mengenai halangan yang sudah lewat, atau mengkha- watirkan halangan-halangan yang belum datang. Tetap tinggal pada momen saat ini. Jangan pedulikan seberapa lama perjalanan yang harus ditempuh atau jauhnya tu- juan. Segala sesuatu terus berubah. Apapun yang Anda temui, jangan melekat padanya. Pada akhirnya pikiran
Meditation 39
akan mencapai keseimbangan alaminya dimana praktek pun berjalan dengan otomatis. Semuanya datang dan pergi dengan sendirinya.
T:Anda katakan Samatha (konsentrasi) dan Vipassana (wawasan-kebijaksanaan) adalah sama. Dapatkah Anda terangkan lebih lanjut?
J:Ini sederhana. Konsentrasi (samatha) dan Wawasan-kebi- jaksanaan (vipassana) bekerja bersama-sama. Mula-mula pikiran menjadi hening dengan memusatkan diri pada satu obyek meditasi. Pikiran bisa diam jika Anda duduk dengan mata terpejam. Inilah samatha dan akhirnya dasar yang diperoleh (dari samatha) ini adalah kondisi bagi timbulnya wisdom, kebijaksanaan dan vipassana. Pikiran demikian hening, apakah Anda duduk dengan mata terpejam atau ketika Anda berkeliling dengan bus kota. Seperti inilah ia. Dulu Anda seorang anak kecil. Kini Anda seorang dewasa. Apakah anak kecil dan orang dewasa adalah orang yang sama? Anda bisa katakan ia sama, namun bila dilihat dari sisi yang berbeda, Anda juga bisa katakan ia berbeda. Demikian juga, samatha dan vipassana dapat dilihat secara berbeda. Sama juga halnya makanan dengan tahi. Makanan dan tahi bisa dikatakan sama dan mereka juga bisa dikatakan berbeda. Jangan hanya percaya dengan apa yang saya ucapkan, praktekkanlah dan lihatlah ke dalam dirimu sendiri. Tidak diperlukan hal-hal yang spesial. Jika Anda periksa bagaimana konsentrasi dan kebijaksanaan muncul, Anda akan tahu kebenaran (truth) bagi diri Anda sendiri. De-
40 Meditation
wasa ini banyak orang melekat pada kata-kata. Mereka menyebut latihan mereka vipassana. Samatha kelihatan- nya dikesampingkan. Atau mereka menyebutnya latihan samatha. Adalah penting latihan samatha sebelum vipas- sana, itulah yang mereka katakan. Semua ini tolol, lucu. Jangan rancu dengan berpikir demikian. Sederhananya, latihanlah yang sungguh-sungguh maka Anda akan me- lihatnya sendiri.
T:Saya dapati rasa mengantuk sungguh mengganggu, membuat saya susah sekali untuk bermeditasi.
J:Banyak cara untuk menangani rasa ngantuk. Jika Anda duduk ditempat gelap, pindahlah ke tempat terang. Buka mata anda. Bangun dan cuci muka, atau pergi mandi. Jika tetap ngantuk, ubahlah posisi meditasi anda. Berja- lan yang banyak. Bila belum juga, tetap berdiri, jernihkan pikiran dan bayangkan hari sedang siang. Atau duduklah dipinggir jurang yang tinggi atau pinggir sumur yang dalam, Anda pasti tidak akan berani tertidur! J Jika masih juga, pergilah tidur. Berbaringlah dengan waspada dan cobalah tetap sadar hingga saat-saat terakhir Anda jatuh tertidur. Begitu sadar, langsung bangun. Jangan melihat-lihat jam berapa sekarang atau berguling-guling malas. Mulailah penuh perhatian-sadar seketika diri ini terjaga!
Bila Anda selalu ngantuk setiap hari, cobalah makan sedikit saja. Periksa diri anda, rasakan sendiri. Sesegera setelah makan lima sendok sudah membuat Anda ken-
Meditation 41
yang. Berhentilah! Minumlah air putih hingga cukup kenyang. Pergi dan duduk meditasi. Amati rasa ngantuk dan lapar itu. Anda harus belajar seimbangkan makanan anda. Secara alami latihan Anda akan terasa lebih energik dan cukup dengan makan sedikit. Aturlah sendiri kebu- tuhan dirimu.
T:Saya sudah bermeditasi bertahun-tahun hingga saat ini. Pikiran sudah lapang dan damai hampir di segala situ- asi. Sekarang saya ingin coba mundur-balik, pendalaman latihan konsentrasi atau kekhusukan pikiran yang lebih jauh.
J:Ini baik. Inilah manfaat dari latihan mental. Jika Anda memiliki kebijaksanaan, Anda tidak akan tergantung pada pencapaian konsentrasi pikiran. Ini sama halnya menginginkan duduk bermeditasi untuk waktu yang lama. Ini bagus sekali untuk melatih diri, tapi sungguh, praktek tidak terpaku pada postur atau posisi. Ini soal melatih, melihat langsung ke dalam pikiran. Inilah ke- bijaksanaan. Ketika Anda memeriksa dan mengamati pikiran ini, maka kebijaksanaan Anda akan memberi tahu batasan-batasan konsentrasi, atau membaca buku. Jika Anda sudah berpraktek dan mengerti ketidak-melekatan, Anda bisa balik pada buku-buku. Ini seperti hidangan penutup yang lezat. Buku-buku akan membantu Anda gimana caranya untuk mengajarkan, menjelaskan pada yang lain. Atau Anda dapat kembali melatih kekhusukan meditatif. Anda sudah punya kebijaksanaan sebagai alat pengingat untuk tidak melekat pada apapun.
Saturday, 30 March 2013
10 Ways to Manage Your Relationship to Time—Healthfully!
10 Ways to Manage Your Relationship to Time—Healthfully!
authored by Rashelle Isip
Are you looking for a healthy approach to time management? Here are 10 tips to help you improve your relationship with time.
1. Take a breath of fresh air—and time.
We don't give much thought to the amount of air in the earth's atmosphere, yet there is always enough—just like time. Stop worrying about time and instead prioritize tasks and focus on what is important in your life and what you want to accomplish.
2. Stop and smell the roses.
What day of the week is it? How is your best friend? Take a moment to stop and live in the moment. Remember, there will never be another point in time like the one you are living through right now, so make it count.
3. Listen to your body.
Take a break from the clock and take a tip from your body. When you get hungry, it's probably time for a meal, and when you get tired, it's probably time to sleep. Simple, yet effective!
4. Save yourself from uncomfortable squeezing.
You know what it's like to squeeze into clothes or shoes that are too small? It's really uncomfortable! Quit squeezing activities into your schedule that are impossible to accomplish. Break tasks into smaller chunks or schedule a block of time to work on a larger project.
5. Take a body break.
Nowadays we spend a lot of time sitting and doing repetitive tasks. Take regular breaks for your body—stretch, go for a walk, breathe deeply, or whatever refreshes and rejuvenates your body.
6. Set the stage for sleep.
Don't let a physical clock in your room sabotage your internal clock or sleep cycle. Draw the curtains, silence or turn off your phone and cover any visible lights—including the digital clock—for a good night's rest.
7. Wake up to something pleasant.
Instead of waking up to a harsh alarm, wake up to a sound that is pleasant to the ear. Set your alarm to your favorite inspirational or motivational song, band or soothing chimes.
8. Oh, say can you see that clock face?
Do you have to squint to read a clock? Make keeping track of time practical and comfortable by enlarging the display on your computer or smartphone. If that's not sufficient, purchase a large wall clock or set an electronic device to announce the time aloud.
9. Work on your own time.
Are you an early bird or a night owl? Do you know when you work best on certain tasks? Make the most of your time by tackling important tasks during your peak working time whenever possible. It might take some trial and error to figure out when you work best, but it will be worth it in the end.
10. Take time for your health.
While this might be interpreted as taking the time to exercise, there are other aspects of "healthy time," such as preparing a healthy home-cooked meal, making sure inoculations and check-ups are current and having a good laugh with loved ones.
source
shopping online
authored by Rashelle Isip
Are you looking for a healthy approach to time management? Here are 10 tips to help you improve your relationship with time.
1. Take a breath of fresh air—and time.
We don't give much thought to the amount of air in the earth's atmosphere, yet there is always enough—just like time. Stop worrying about time and instead prioritize tasks and focus on what is important in your life and what you want to accomplish.
2. Stop and smell the roses.
What day of the week is it? How is your best friend? Take a moment to stop and live in the moment. Remember, there will never be another point in time like the one you are living through right now, so make it count.
3. Listen to your body.
Take a break from the clock and take a tip from your body. When you get hungry, it's probably time for a meal, and when you get tired, it's probably time to sleep. Simple, yet effective!
4. Save yourself from uncomfortable squeezing.
You know what it's like to squeeze into clothes or shoes that are too small? It's really uncomfortable! Quit squeezing activities into your schedule that are impossible to accomplish. Break tasks into smaller chunks or schedule a block of time to work on a larger project.
5. Take a body break.
Nowadays we spend a lot of time sitting and doing repetitive tasks. Take regular breaks for your body—stretch, go for a walk, breathe deeply, or whatever refreshes and rejuvenates your body.
6. Set the stage for sleep.
Don't let a physical clock in your room sabotage your internal clock or sleep cycle. Draw the curtains, silence or turn off your phone and cover any visible lights—including the digital clock—for a good night's rest.
7. Wake up to something pleasant.
Instead of waking up to a harsh alarm, wake up to a sound that is pleasant to the ear. Set your alarm to your favorite inspirational or motivational song, band or soothing chimes.
8. Oh, say can you see that clock face?
Do you have to squint to read a clock? Make keeping track of time practical and comfortable by enlarging the display on your computer or smartphone. If that's not sufficient, purchase a large wall clock or set an electronic device to announce the time aloud.
9. Work on your own time.
Are you an early bird or a night owl? Do you know when you work best on certain tasks? Make the most of your time by tackling important tasks during your peak working time whenever possible. It might take some trial and error to figure out when you work best, but it will be worth it in the end.
10. Take time for your health.
While this might be interpreted as taking the time to exercise, there are other aspects of "healthy time," such as preparing a healthy home-cooked meal, making sure inoculations and check-ups are current and having a good laugh with loved ones.
source
shopping online
Wednesday, 13 March 2013
Tips masuk cpns
Mau bersaing mengikuti test CPNS, siapa takut?
Mungkin banyak diantara rekan-rekan yang masih mencari-cari pekerjaan yang cocok dan bahkan mungkin ada berminat menjadi PNS (atau pekerjaan lainnya), atau mungkin juga ada diantara rekan yang telah mencoba beberapa kali tes masuk CPNS (atau lagi...) tetapi gagal terus?. Dimana letak kekurangan kita dibandingkan dengan orang lain?.
Berdasarkan pengalaman saya, ada 5 point penting yang meski diperhatikan didalam berburu pekerjaan, diantaranya : 1.Optimis, jangan cepat menyerah, 2.Persiapkan segala sesuatunya, 3. Cari peluang dan 4. Belajar dan belajar terus,5. serta yang lebih penting adalah berdoa untuk.
Mari kita ulas point-point tersebut satu persatu :
1. OPTIMIS, JANGAN CEPAT MENYERAH
Jika anda berminat untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan sudah pasti repot dahulu yang didapat. Nah, untuk urusan repot ini kita diharuskan jangan cepat menyerah, karena banyak pengalaman rekan-rekan yang gagal dikarenakan mereka tidak mau repot, maunya serba enak untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Kan rugi waktu, pikiran dan biaya keluar banyak dan ternyata tidak berhasil?, pikir mereka yang pesimis. Bayangkan jika dari awal kita sudah direpotkan dengan mempersiapkan berkas-berkas, fotocopy ini itu, legalisir , menulis lamaran dan lain-lain.
2. PERSIAPKAN SEGALA SESUATUNYA
Untuk mempersiapkan hal-hal tersebut tipsnya kita harus pasang mata dan telinga kita untuk mencari informasi kapan penerimaan lowongan pekerjaan itu dimulai. Usahakan minimal satu bulan sebelum lowogan pekerjaan keluar, kita sudah siap dengan berkas-berkas pendukung agar kita tidak keteteran saat penerimaan nanti dan kita tinggal menyusun berkas serta menulis lamaran saja. Biasanya yang perlu dipersiapkan adalah : a. Fotocopy Ijazah, KTP dan Kartu AK.I ( Kartu pencari kerja dari Depnaker), b. Legalisir ijazah, Kartu AK.I,dll c. Pas Photo ukuran 2X3,3X4 dan 4X6 beberapa banyak. Untuk surat Keterangan dari Kepolisian dan Surat keterangan kesehatan dari Dokter, biasanya akan menyusul jika kita telah dinyatakan lulus seleksi.
3. CARI PELUANG
Untuk mendapatkan peluang yang besar agar dapat lulus, kita dapat mencoba beberapa hal, misalnya mendaftar di dua tempat sekaligus. Jika kita telah mengetahui kemungkinan peluang untuk lolos berdasarkan jumlah saingan yang mendaftar, maka kita ikut test di tempat yang mempunyai peluang lulus paling besar. Peluang lainnya yaitu, kita mencoba mendaftar di tempat yang memiliki kemungkinan pesaing paling sedikit berdasarkan ijazah yang kita miliki.
4. BELAJAR DAN BELAJAR
Untuk menghadapi soal-soal yang di ujikan, kita perlu belajar serius. Nah berdasarkan pengalaman saya, soal yang sering menjadi hambatan untuk keberhasilan dalam tes adalah soal-soal Psikotes, karna dari soal-soal ini dapat dilihat kemampuan atau daya berpikir calon pekerja yang akan diterima. Psikotes adalah soal-soal logika penalaran yang cukup rumit yang dapat diaplikasikan untuk memecahkan persoalan-persoalan rumit didalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Psikotes ini biasaya tidak ada diajarkan di bangku-bangku sekolah dan kita harus berburu buku psikotes untuk mempelajarinya.
Bahan pelajaran pendukung lainnya yaitu pengetahuan Umum dan Rangkuman Latihan soal-soal masuk Perguruan tinggi atau sejenisnya.
5. BERDOA
Berdoa sangat penting diatas segalanya dimanapun dan kapanpun. Nah jika ingin berhasil didalam melakukan sesuatu, jangan lupa kita mulai dengan doa sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan yang kita miliki. Jangan tidak percaya dengan kekuatan doa, karna segala kehidupan didunia ini ada yang mengatur. Memohon kepada Tuhan untuk mengabulkan apa yang kita cita-citakan.
Kenapa Psikotes?
Seperti diketahui bahwa penyedia soal-soal psikotes yang gratis sangat jarang ditemui di internet. Disini saya mencoba memberikan apa yang dapat saya buat rekan-rekan yang berminat. Saya sengaja memperbanyak ulasan pada soal-soal Psikotes dikarenakan psikotest tidak ada di ajarkan di sekolah-sekolah. Biasanya soal-soal Psikotes berupa : menghitung angka, deret angka, permainan kata, deret gambar, test kepribadian dan lain-lain.
Belanja online yuk
Demikian semoga bermanfat, Salam Sukses berburu pekerjan!.
Tuesday, 5 March 2013
ANAPANASATI MEDITATION
Close your eyes
take all the time you need to get comfortable
shift muscles
stretch and relax
spine and neck are relaxed...not held stiffly
there is no stiffness here
just comfort ... the beginning of calm ... there is no hurry now
there is nothing else to do ... or think about ... just pure relaxation
Be the Breath
INHALE softly, easily...
EXHALE softly, easily
let your breath be a rhythm of calm
your breath is a rhythm of calm
follow your breath
Be Calm
BE WITH YOUR BREATH
use your mind to follow
your breath
in ... out ... in ... out
that is all
Be Still
BE WITH YOUR BREATH
be with your breath-energy
Anapanasati Meditation is so simple ..
so very easy .. not at all difficult
Meditation can be done
by
any one
at any age
at any time
at any place
Meditation should be done regularly ... every day meditation should be done .. as per one's age in terms of so many minutes ..
e.g., twenty minutes .. if your age is twenty years .. forty minutes .. if your age is forty years and so on and so forth
Spiritual health is root and Physical Health is the fruit.
Anapanasati Meditation alone gives Spiritual Health to a person
Meditation is the greatest gift to be given to our lives .. by our own efforts.
The physical body has its own natural and easy rhythm of the breath. In meditation, the mind has to become totally attuned to the normal rhythmic nature of the breath of the physical body.
Label:
meditation
Wednesday, 20 February 2013
Mantra dewa bumi mantra perubah nasib
Aku sering mengajarkan siswa-siswaku suatu Mantra, Mantra ini bukan Mantra maha cahaya, bukan Mantra tiada bandingan, bukan pula Mantra tiada tara namun hanya satu Mantra kecil.
Mantra ini ada dihampir semua kitab – kitab buddhis, sangat sederhana hingga terlewatkan orang. Mantra ini adalah Mantra Dewa Bumi
, bunyi Mantra ini sebagai berikut :
“NAMO SAMANTO MOTONOM, OM TURU TURU TIWEI SOHA”
Dengan sungguh-sungguh aku memberitahukan kepada kalian semua bahwa Mantra ini adalah sebuah ilmu rahasia untuk merubah nasib.
Bukankah itu “cuma Mantra Dewa Bumi yang biasa?” Tidak salah, ia mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk merubah nasib, karena itu tidak boleh dianggap remeh, seperti beberapa contoh berikut ini:
1.Ada orang yang membaca Mantra tersebut, maka penyakit kulit yang dideritanya selama sepuluh tahun hilang lenyap.
2.Ada orang yang bertampang sial, seumur-umur miskin terus, setelah membaca Mantra tersebut, lalu sinar
kebahagiaan menyoroti wajahnya menjadi bercahaya, dan nasibnya pun berubah total dari miskin menjadi kaya.
3.Ada orang yang membaca Mantra tersebut, kemandulan yang telah diderita selama sepuluh tahun menjadi sembuh.
4.Ada orang yang membaca Mantra tersebut lalu urusan-urusan yang tadinya tidak lancar, akhirnya menjadi lancar,
tidak ada satupun hal yang membuatnya terhalang.
5. Ada orang yang membaca Mantra tersebut, terus mendapat jodoh bagus mukanya bercahaya kemerah-merahan.
6. Ada orang yang membaca Mantra tersebut, ia mendapatkan lotere besar.
Walau orang lain jarang menganjurkan, aku justru menganjurkan supaya Mantra ini banyak dibaca secara rutin dan terus-menerus.
Inilah penemuanku :
Pada suatu meditasi aku merasa disampingku ada seorang tua yang berambut putih dengan wajah kemerah-merahan.
A= kamu siapa?
B= Dewa Bumi.
A= Di dunia manusia apa yang anda suka lakukan?
B= Mengikuti orang yang punya banyak rejeki.
A= Bagaimana pandangan anda terhadap alam roh?
B= Lapisan nirwana merupakan kekosongan, lapisan Dewa Langit jernih dan suci,
di lapisan Dewa Tanah rejeki dan malapetaka datang silih berganti.
A= Bagaimana dengan nasib setiap orang?
B= Nasib ditentukan oleh karma (sebab-akibat). Karena itu saling mengali dan nasip bersilang ruwet.
Manusia harus sadar bahwa segala sesuatu ditentukan oleh karma.
A= Anda bicara betul, lalu bagaimana cara merubah nasib? Apakah minta kepada budha?
B= Tidak cocok.
A= Minta kepada Dewa – Dewi?
B= Juga tidak cocok.
A= Minta kepada Dewa Tanah?
B= Nah itu cocok.
A= Bagaimana caranya?
B= Baca Mantra
A= Mantra yang mana?
B= Mantra Dewa Bumi.
Orang tua itu lalu membawaku naik kereta rusa. Mengarungi angkasa biru dan kami sampai disebuah gunung, ditengah gunung itu ada sebuah kota besar, berkilauan mutu manikam, di dalam kota penuh dengan orang-orang yang berambut putih muka kemerah-merahan, ada ribuan bahkan puluhan ribu, mereka tampak sangat sibuk, ada yang baru mendarat, ada pula yang sedang siap-siap berangkat.
A= Ini negeri apa?
B= Negeri Dewa Bumi.
A= Para Dewa Bumi itu sedang sibuk apa?
B= Sedang memberikan bantuan mengatur dan merubah nasib manusia.
Demikianlah penemuanku.
Akhirnya aku menyadari suatu kenyataan bahwa melatih diri menjadi buddha tentu bisa merubah nasib. Melatih diri menjadi dewa juga bisa merubah nasib, tapi dengan langsung membaca Mantra Dewa Bumi, perubahan nasib akan lebih langsung. Bila ingin merubah nasib, orang harus mempunyai kunci pembukanya.
Pada prinsipnya, ilmu apapun juga, harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi, adanya kondisi dan jodoh serta ikatan karma kehidupan masa lalu
Asalkan membaca Mantra Dewa Bumi ribuan kali, puluhan ribu kali, ratusan ribu kali, secara sungguh-sungguh, maka sinar Dewa Bumi akan menyoroti, nasibpun bisa berubah, ini sungguh-sungguh!!!.
“Semboyan Dewa Bumi adalah Amal Tanpa Pamrih“
Mantra ini ada dihampir semua kitab – kitab buddhis, sangat sederhana hingga terlewatkan orang. Mantra ini adalah Mantra Dewa Bumi
, bunyi Mantra ini sebagai berikut :
“NAMO SAMANTO MOTONOM, OM TURU TURU TIWEI SOHA”
Dengan sungguh-sungguh aku memberitahukan kepada kalian semua bahwa Mantra ini adalah sebuah ilmu rahasia untuk merubah nasib.
Bukankah itu “cuma Mantra Dewa Bumi yang biasa?” Tidak salah, ia mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk merubah nasib, karena itu tidak boleh dianggap remeh, seperti beberapa contoh berikut ini:
1.Ada orang yang membaca Mantra tersebut, maka penyakit kulit yang dideritanya selama sepuluh tahun hilang lenyap.
2.Ada orang yang bertampang sial, seumur-umur miskin terus, setelah membaca Mantra tersebut, lalu sinar
kebahagiaan menyoroti wajahnya menjadi bercahaya, dan nasibnya pun berubah total dari miskin menjadi kaya.
3.Ada orang yang membaca Mantra tersebut, kemandulan yang telah diderita selama sepuluh tahun menjadi sembuh.
4.Ada orang yang membaca Mantra tersebut lalu urusan-urusan yang tadinya tidak lancar, akhirnya menjadi lancar,
tidak ada satupun hal yang membuatnya terhalang.
5. Ada orang yang membaca Mantra tersebut, terus mendapat jodoh bagus mukanya bercahaya kemerah-merahan.
6. Ada orang yang membaca Mantra tersebut, ia mendapatkan lotere besar.
Walau orang lain jarang menganjurkan, aku justru menganjurkan supaya Mantra ini banyak dibaca secara rutin dan terus-menerus.
Inilah penemuanku :
Pada suatu meditasi aku merasa disampingku ada seorang tua yang berambut putih dengan wajah kemerah-merahan.
A= kamu siapa?
B= Dewa Bumi.
A= Di dunia manusia apa yang anda suka lakukan?
B= Mengikuti orang yang punya banyak rejeki.
A= Bagaimana pandangan anda terhadap alam roh?
B= Lapisan nirwana merupakan kekosongan, lapisan Dewa Langit jernih dan suci,
di lapisan Dewa Tanah rejeki dan malapetaka datang silih berganti.
A= Bagaimana dengan nasib setiap orang?
B= Nasib ditentukan oleh karma (sebab-akibat). Karena itu saling mengali dan nasip bersilang ruwet.
Manusia harus sadar bahwa segala sesuatu ditentukan oleh karma.
A= Anda bicara betul, lalu bagaimana cara merubah nasib? Apakah minta kepada budha?
B= Tidak cocok.
A= Minta kepada Dewa – Dewi?
B= Juga tidak cocok.
A= Minta kepada Dewa Tanah?
B= Nah itu cocok.
A= Bagaimana caranya?
B= Baca Mantra
A= Mantra yang mana?
B= Mantra Dewa Bumi.
Orang tua itu lalu membawaku naik kereta rusa. Mengarungi angkasa biru dan kami sampai disebuah gunung, ditengah gunung itu ada sebuah kota besar, berkilauan mutu manikam, di dalam kota penuh dengan orang-orang yang berambut putih muka kemerah-merahan, ada ribuan bahkan puluhan ribu, mereka tampak sangat sibuk, ada yang baru mendarat, ada pula yang sedang siap-siap berangkat.
A= Ini negeri apa?
B= Negeri Dewa Bumi.
A= Para Dewa Bumi itu sedang sibuk apa?
B= Sedang memberikan bantuan mengatur dan merubah nasib manusia.
Demikianlah penemuanku.
Akhirnya aku menyadari suatu kenyataan bahwa melatih diri menjadi buddha tentu bisa merubah nasib. Melatih diri menjadi dewa juga bisa merubah nasib, tapi dengan langsung membaca Mantra Dewa Bumi, perubahan nasib akan lebih langsung. Bila ingin merubah nasib, orang harus mempunyai kunci pembukanya.
Pada prinsipnya, ilmu apapun juga, harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi, adanya kondisi dan jodoh serta ikatan karma kehidupan masa lalu
Asalkan membaca Mantra Dewa Bumi ribuan kali, puluhan ribu kali, ratusan ribu kali, secara sungguh-sungguh, maka sinar Dewa Bumi akan menyoroti, nasibpun bisa berubah, ini sungguh-sungguh!!!.
“Semboyan Dewa Bumi adalah Amal Tanpa Pamrih“
Tuesday, 5 February 2013
Top 20 things You Need to Know in Fanbox
Top 20 things You Need to Know
1. Be persistent- This is NOT a get rich quick site
2. Make friends - your friends are your biggest supporters and it makes it more fun when you get to know others from around the world
3. Be Creative - Show your personality in your blogs
4. Have fun
5. How we earn from blogging - We earn from a sampling of users. Some earn us more some earn us less and some earn us nothing, so you want to try to reach as many users as possible to increase your earnings.
6. Use your money to make more money with ads and boosting
7. You can only have 1 account
8. Choose your tags wisely - Tags that don't relate to your content only hurt you
9. Fund your ads - This increases your ability to earn (make sure your max bid is high enough)
10. Respond to comments on your posts- Show appreciation to those that have taken the time to leave a comment
11. Be social but don't spam - don't send links in emails or on peoples profiles
12. Use notifications - to be social and respond to comments on your posts
13. Jump start your success - Try all of the knowledge roles and finish your progress bar to earn double profits and use your earnings for ads after only 60 days
14. Focus on QUALITY - in your blogs, ads, and anything else you put out on the site
15. Increase your earnings - The system remembers you, so the more successful you are in every area your earnings will increase
16. The best way to make friends and fans is to be yourself --- include real photos of yourself and write about your personal experiences --- people want to get to know you
17. Build your own business by using Provide - and use the other features to help promote your business
18. This is your house too, so let's keep it clean report any inappropriate content
19. Share the love - invite your friends and family to the fun just use your teacher URL
20. Making history - Nothing like this has ever been done before! You are part of of an amazing revolution!
my $$$ story
1. Be persistent- This is NOT a get rich quick site
2. Make friends - your friends are your biggest supporters and it makes it more fun when you get to know others from around the world
3. Be Creative - Show your personality in your blogs
4. Have fun
5. How we earn from blogging - We earn from a sampling of users. Some earn us more some earn us less and some earn us nothing, so you want to try to reach as many users as possible to increase your earnings.
6. Use your money to make more money with ads and boosting
7. You can only have 1 account
8. Choose your tags wisely - Tags that don't relate to your content only hurt you
9. Fund your ads - This increases your ability to earn (make sure your max bid is high enough)
10. Respond to comments on your posts- Show appreciation to those that have taken the time to leave a comment
11. Be social but don't spam - don't send links in emails or on peoples profiles
12. Use notifications - to be social and respond to comments on your posts
13. Jump start your success - Try all of the knowledge roles and finish your progress bar to earn double profits and use your earnings for ads after only 60 days
14. Focus on QUALITY - in your blogs, ads, and anything else you put out on the site
15. Increase your earnings - The system remembers you, so the more successful you are in every area your earnings will increase
16. The best way to make friends and fans is to be yourself --- include real photos of yourself and write about your personal experiences --- people want to get to know you
17. Build your own business by using Provide - and use the other features to help promote your business
18. This is your house too, so let's keep it clean report any inappropriate content
19. Share the love - invite your friends and family to the fun just use your teacher URL
20. Making history - Nothing like this has ever been done before! You are part of of an amazing revolution!
my $$$ story
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)